Mohon tunggu...
Indah Novita Dewi
Indah Novita Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Hobi menulis dan membaca.

PNS dan Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Koleksi Barang Jadi Lebih Berkah

5 Mei 2021   06:14 Diperbarui: 5 Mei 2021   06:17 1200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memilih bacaan di toko buku, untuk melengkapi koleksi (Sumber: dokpri)

Yang kedua, koleksi uang kuno. Bukan koleksi serius, karena kami hanya mengumpulkan uang-uang logam warisan entah siapa. Ada uang sen yang bolong itu seingat saya. Lalu kami menambahkan koleksi uang 5 rupiah, 10 rupiah, 25 rupiah - yang sebetulnya belum kuno alias masih laku zaman saya SD. Saya waktu masih SD bawa uang Rp25 tiap ada pelajaran olah raga (kalau di hari lain biasanya bawa bekal sendiri), dan itu bisa dapat es lilin 1 dan kacang atom 1. Sudah mewah itu bagi anak kecil SD. Nah, kalau uang-uang ini sekarang mungkin juga masih bersemayam di rak buku di rumah orangtua saya.

Koleksi ketiga adalah bungkus permen. Permen zaman dulu bungkusnya kertas kecil segi empat yang membungkus permen dengan cara dililitkan, lalu dipuntir kedua ujungnya. Kami akan menyimpan bungkus permen dan membuatnya lurus dan rapi dengan menjepit bungkus permen di sela-sela buku tebal. Apa menariknya mengoleksi bungkus permen? Menariiiiik banget. Kalau lagi senggang kami melihat-lihat bungkus yang beraneka ragam, bagus-bagus, lho. Tapi ini nasibnya lebih malang lagi. Seingat saya mungkin bungkus-bungkus tak bersalah itu lalu kami buang setelah kami merasa bosan. Ahaiii, namanya juga anak-anak, ya?

Koleksi yang masih bertengger di rak buku kami di Malang, ya tentu saja, koleksi buku cerita. Papa saya suka membaca dan rutin membelikan serta mengajak anak-anaknya ke toko buku. Koleksi serial Pasukan Mau Tahu dan Lima Sekawan kami bisa dikatakan cukup lengkap. Ada pula Trio Detektif, Hardy Boys, Malory Towers, Serial Si Badung. Belum lagi cergam seperti Tintin, Tanguy and Laverdure, Komik Nina, Jo Susi dan Yoko, dan masih banyak lagi. 

Sekarang saya juga lumayan sering membelikan buku untuk anak-anak saya, selain tetap membeli buku untuk saya sendiri. Namun kalau dibilang koleksi sih, nggak juga. Saya mencoba memertahankan jumlah buku secukupnya memenuhi lemari. Jadi secara rutin saya sortir untuk saya jual atau saya sumbangkan ke taman bacaan. 

Jadi, hobi koleksi menurut saya sah-sah saja, tapi dari pada dinikmati sendiri, jauh lebih baik jika hobi koleksi itu juga dinikmati/bermanfaat buat orang lain. Misalnya koleksi buku sekaligus membuat taman baca atau perpustakaan. Manfaat buku tentunya akan lebih dirasakan oleh orang banyak. Koleksi sepatu atau barang-barang mewah lainnya juga bisa bermanfaat jika dijadikan museum kayak koleksinya Madam Marcos yang sudah saya ceritakan di awal. 

Jika kita membuat pameran atau sekaligus museum untuk barang koleksi kita, selain kita masih dapat memiliki barang tersebut, juga bisa dapat duit dari pengunjung pameran atau museum. Keuntungannya bisa dobel dan insyaAllah jadi lebih berkah.**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun