Nyi Roro Kidul bungah hati. Matanya berbinar indah mendengar kesantunan Narendra. Tampan, berwibawa, dan sakti. Namun kepantasannya masihlah tetap harus diuji. "Tugas pertamamu, temukan Kusuma untukku."Â
Narendra mendongak. Dia menatap wanita yang mendekat---dua detik, tak lebih---sebab pancaran aura yang membuatnya menggila. Binar putih susu tipis yang menyelimuti wanita itu, kian lama kian terasa kehangatannya.Â
"Bawa dia padaku dengan lembut. Dan kelembutan pula yang akan menjadi hadiahnya," bisik Nyi Roro Kidul.Â
Desis nada indah itu, siapa yang tak akan bergetar setelah mendengarnya. Lelaki dalam diri Narendra bangkit dalam sekejap. Namun, meredup di menit berikutnya setelah dia teringat tugas pertama.Â
Kusuma, nama yang tak akan pernah terlupa di setiap embusan napas. Sebelum mata tertutup hingga berdiri di sana sebagai seorang senapati, nama itu masih terpatri.Â
***
NB :
Karya ini juga aku publish di wattpad (imajindah), Sastra Indonesia org, dan Komunitas Bisa Menulis.