Aku adalah anak ke-3 dari 3 bersaudara, kakak pertama ku perempuan sedangkan kakak ke dua ku itu laki-laki. Ayah dan ibuku sangat perhatian dan sangat sayang kepadaku. Aku diperlakukan sangat spesial dan diutamakan oleh orangtua ku terutama oleh Ayah, mungkin karna itu saudaraku menjadi sangat sensi pada ku, sering memarahiku, memojokkanku, bahkan kadang memukulku.
saat berumur 12thn cinta pertamaku hilang, ayahku meninggalkan kami. Dan itu adalah hari yang paling kelam dalam hidupku. Ayahku adalah sosok yang sangat kuat dan penyayang. Ia selalu ada untuk kami, dan kami sangat mencintainya.
Ayahku adalah orang yang sangat sabar dan bijak. Ia selalu mengajarkan kami tentang kebaikan dan kejujuran. Ia selalu mendengarkan kami dan memberikan nasihat yang bijak.
Tapi, ayahku tidak bisa bersama kami selamanya. Ia meninggal karena penyakit yang tidak bisa diobati. Aku masih ingat saat aku melihat ayahku terbaring di rumah sakit, dengan wajah yang penuh dengan kesakitan dan kelelahan.
Aku merasa sangat sedih dan kehilangan. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpa ayahku. Tapi, aku harus terus hidup dan menghadapi kenyataan yang pahit.
Setelah ayahku meninggal, Ibu ditugaskan berangkat ke kota besar selama tiga bulan, Sebenarnya ini berat untuk dilakukan karna 3 bulan ini bukan waktu yang sebentar dan jelas pasti tidak mudah. Tapi ini demi pekerjaan, untuk menghidupi anak-anak.
Dengan berat hati ibu berangkat meninggalkan kami.
Jadi aku hanya tinggal bertiga dengan kakak-kakaku dirumah. Aku tidak mau hanya tinggal bertiga bersama mereka. Aku takut, tidak ada yang membelaku dan tidak ada yang bersamaku ketika mereka marah pada ku. Aku benar-benar sendiri ketika dirumah,tidak ada candaan tidak ada tawaan, hidupku sangat datar saat itu. Kemana-mana selalu sendiri karna kakaku lebih banyak kegiatan diluar.
 Ketika siang hari aku selalu bersama kakek dan nenekku. kebetulan rumah mereka tidak jauh dari rumah ku. Mereka sangat baik dan sayang padaku. Mereka benar-benar seperti orangtua ku sendiri, dan kakek telah menggantikan peran ayah dalam hidupku.
Kakek dan nenekku adalah orang-orang yang sangat penyayang dan sabar. Mereka selalu menyayang kami dan membuat kami merasa aman. Mereka juga selalu mengajarkan kami tentang kebaikan dan kejujuran.
Tapi, hidup tidak pernah adil. Selang beberapa minggu setelah ibuku pulang dari tugasnya, kakekku meninggal. Aku sangat memerlukan dan merindukan sosok laki-laki di hidupku. Aku merasa seperti tidak memiliki siapa pun yang dapat kupercaya. Tumbuh dewasa tanpa peran Ayah atau Peran yang menggantikan Ayah itu sungguh tidak mudah.
Kakak-kakaku tidak pernah memahami perasaanku. Kakak perempuanku sedikit acuh sementara kakak laki-lakiku sering kali memukul. Aku merasa seperti tidak memiliki siapa pun yang dapat kupercaya.
Ibuku mencoba untuk menghiburku, tapi aku tahu bahwa dia juga sedang berduka. Aku tidak ingin membuatnya sedih, jadi aku mencoba untuk menyembunyikan perasaanku.
Tapi, aku tidak bisa lagi menyembunyikan perasaanku. Aku merasa sangat sedih dan kehilangan. Aku merindukan ayahku dan kakekku. Aku merasa seperti tidak memiliki siapa pun yang dapat kupercaya.
Aku hanya ingin merasakan kehangatan dan kasih sayang dari sosok laki-laki yang kuat dan penyayang. Dan tidak merasa sendirian.
Aku berharap bahwa suatu hari nanti, aku akan menemukan sosok laki-laki yang kuat dan penyayang yang dapat menggantikan ayahku dan kakekku. Aku berharap bahwa suatu hari nanti, aku akan merasakan kehangatan dan kasih sayang yang aku cari.
Tapi saat itu, aku hanya memiliki kenangan tentang ayahku dan kakekku. Aku hanya mampu menangis dengan air mataku sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI