Mohon tunggu...
Ina Purmini
Ina Purmini Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga, bekerja sebagai pns

Menulis untuk mencurahkan rasa hati dan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Bagaimana Cara Meningkatkan Motivasi Menulis?

9 September 2023   12:12 Diperbarui: 9 September 2023   12:16 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Freepik.com)

Motivasi menulis bagi setiap orang berbeda-beda. Ada yang karena hobby, sebab menulis membuat plong hati dan pikiran karena bisa  menuangkannya dalam bentuk tulisan. Ada juga yang serius sejak awal memang ingin berprofesi sebagai penulis atau jurnalis. Ada yang hanya untuk kepentingan pribadi, menulis diary atau catatan harian sebagai bagian dari curhat yang aman dan bisa dijadikan bahan refleksi diri. Ada juga yang motivasinya adalah uang, atau menulis sebagai sumber pendapatan.

Apapun motivasinya tentu sah-sah saja. Yang perlu dijaga adalah agar motivasi itu tetap ada dan bahkan semakin meningkat setiap harinya agar tulisan-tulisan kita semakin bernas, berkualitas dan bermanfaat baik bagi diri sendiri sendiri maupun pembaca.

Saya pribadi, menulis merupakan hobby sekedar untuk mengisi waktu luang yang tidak banyak. Bekerja 5 hari seminggu sehingga punya waktu senggang di hari Sabtu Minggu. Namun dengan pekerjaan  yang melimpah ruah, seringkali hari libur Sabtu dan Minggu pun sering tersita untuk pekerjaan kantor.

Agar konsisten menulis, yang sekedar untuk menuangkan rasa hati dan isi pikiran, saya memotivasi diri dan juga termotivasi dengan hal-hal berikut ini.

1. Menetapkan target

Target bagi setiap orang juga berbeda tergantung pada kondisi masing-masing. Ada yang targetnya setiap hari satu tulisan, ada yang seminggu sekali satu tulisan, ada yang seminggu sekali tulisannya harus tayang di media mainstream, ada yang setahun sekali satu buku harus terbit, dan seterusnya. 

Saya pribadi dengan kondisi jadwal pekerjaan yang cukup ketat, hanya pasang target 1 minggu menulis 1 tulisan (di Kompasiana). Target yang realistis mengingat saya punya waktu luang hanya di akhir pekan.

Apakah target ini stagnan? Tentu saja tidak. Target harus selalu dinaikkan seiring dengan pencapaian yang diraih. Dengan demikian mestinya produktifitas juga akan semakin tinggi, dan seharusnya diiringi dengan kualitas tulisan yang lebih baik pula.

2. Membaca kisah sukses

Membaca kisah sukses para penulis besar, yang semula bukan siapa-siapa kemudian menjadi penulis terkenal, menjadi salah satu motivasi yang membangkitkan semangat menulis kembali. Contoh yang fenomenal tentu J.K. Rowling sang penulis Harry Potter. Walaupun berkali-kali tulisannya ditolak penerbit, 12 kali ditolak penerbit, namun tidak menyerah dan akhirnya buku tentang sang penyihir cilik Harry Potter meledak di pasaran bahkan diterjemahkan ke dalam 80 bahasa.

Jika J.K. Rowling masih terlalu tinggi bagi kita, maka siapapun orang di sekitar kita yang bisa menginspirasi kita untuk meniru konsistensi kebiasaan menulisnya dapat kita jadikan motivasi pula. Teman-teman Kompasianer yang menginspirasi dengan tulisan-tulisannya, dengan konsistensi dan produktifitasnya, meskipun usianya sudah tidak muda lagi misalnya  Pak Tjiptadinata dan ibu Rose.

3. Membaca tulisan orang lain

Membaca karya/tulisan orang lain dapat meningkatkan motivasi diri, khususnya tulisan-tulisan yang menurut penilaian kita "setara" atau "lebih rendah" dari tulisan kita. (Saya beri tanda kutip, sebab pada dasarnya semua karya itu bagus, masing-msing punya sisi menarik  tergantung sudut pandang). Mengapa justru yang kita nilai setara atau lebih rendah dapat meningkatkan motivasi? Sebab kita menjadi percaya diri. Katakan pada diri sendiri, "Wah...ternyata ada penulis yang tidak jauh berbeda dengan kualitas tulisan saya. Kalau dengan tulisan tersebut mereka percaya diri tetap menulis dan menayangkan di platform, kenapa saya tidak?" Dan dengan hadirnya rasa percaya diri, tentu akan meningkatkan semangat menulis kembali.

4. Apresiasi

Apresiasi, sekecil apapun, ternyata ampuh membuat semakin memotivasi untuk tetap menulis, semakin percaya diri menulis, semakin rajin menulis. Meskipun bagi sebagian orang, karena niat menulis adalah curhat dan sharing, tentu tak perlu apresiasi apapun dari manapun. Demikian pula dengan saya. Namun ketika apresiasi itu datang tanpa kita duga, tanpa kita sangka, sungguh membuat hati ini berbunga-bunga, seolah tak percaya. 

Berdasarkan pengalaman menulis di Kompasiana, pertama kali saya menulis dan ada kompasianer yang komentar atas tulisan saya, itu saya anggap sebagai sebuah apresiasi. Artinya, tulisan saya ada yang membaca. Selanjutnya ketika dikasih label "Pilihan" oleh admin, tentu membuat  saya tersenyum senang. Apalagi ketika ada beberapa tulisan yang disemat "Headline". Wah...dua kali lipat senangnya. Dan beberapa waktu lalu, saya memperoleh notifikasi yang mengabarkan tulisan saya ditayangkan di Kompas.com. Sungguh tak terduga bahwa tulisan saya dinilai layak tayang di Kompas.com, pasti 3 kali lipat senangnya. Dan hari ini saya memperoleh notifikasi kembali bahwa tulisan saya di program Infinite, yang tayang di Kompas.com, dibayar!! Hehe... Nominalnya sih kecil iwil-iwil, buat ngopi juga kurang, tapi entahlah...saya senang bahagia membacanya. 

Dan apresiasi-apresiasi tak terduga tersebut, sekecil apapun, melecut saya untuk terus menulis, konsisten menulis, berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas tulisan, yang semoga saja bisa bermanfaat atau sekedar menghibur pembaca. 

Semangat menulis kompasianer semuanya. Tetap menginspirasi, berbagi kebermanfaatan dan kebaikan lewat tulisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun