Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Surat Cinta dari Kompasiana

8 Oktober 2025   20:06 Diperbarui: 8 Oktober 2025   20:06 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Diolah dari Gemini AI)

Kadang cinta datang dalam bentuk yang tak terduga. Tidak lewat bunga, bukan juga puisi, tapi lewat... notifikasi sistem. Ya, begitulah pengalaman saya pagi itu ketika membuka dasbor Kompasiana—dan mendapati sepucuk “surat cinta” singkat yang membuat jantung deg-degan sejenak.

Surat Cinta yang Bikin Kaget

“Dear Kompasianer,
Konten Anda yang berjudul ‘...…’ diturunkan dari penayangan karena berpotensi melanggar S&K Kompasiana perihal dugaan penggunaan kata kunci (
keyword) yang sensitif.”

Begitu bunyi suratnya. Rapi, sopan, tapi juga bikin dada agak sesak. Rasanya seperti diputuskan secara halus oleh seseorang yang bilang, “Kamu baik, tapi...

Tentu saja, saya panik sebentar. Saya bolak-balik baca tulisan saya—tak ada kata kasar, tak ada unsur SARA, apalagi propaganda. Hanya tulisan biasa tentang pengalaman, opini, dan sedikit curhat kreatif khas warga Kompasiana. Tapi surat itu tetap datang, seperti pesan galau di dini hari.

Drama Satu Jam yang Tak Terduga

Jujur, setengah jam pertama adalah masa-masa introspeksi terdalam dalam karier kepenulisan saya. Saya sempat berpikir: Apakah “keyword sensitif” itu termasuk kata ‘cinta’? Atau mungkin ‘politik’? Atau karena saya menulis “piala”?

Saya sempat membayangkan tulisan saya di ruang karantina Kompasiana—sendiri, sepi, menunggu nasib. Saya bahkan hampir menulis status: “Doakan tulisanku agar segera bebas.

Tapi sebelum saya sempat menulis status itu, notifikasi baru muncul.

Peninjauan Ulang yang Manis

“Setelah ditinjau ulang, konten Anda yang berjudul ‘……’ telah ditayangkan kembali karena tidak terbukti menggunakan kata kunci (keyword) yang sensitif. Terima kasih.”

Begitu saja. Singkat, padat, dan… membahagiakan.
Saya tersenyum. Rasanya seperti menerima pesan balasan dari seseorang yang bilang, “Maaf ya, tadi salah paham.”

Jadi ternyata sistem Kompasiana bukan galak, tapi waspada. Ia seperti pasangan yang cemburuan tapi penuh tanggung jawab: curiga dulu, tapi kalau sudah yakin, langsung memulihkan hubungan. Dan itu justru membuat saya makin yakin—bahwa menulis di Kompasiana adalah hubungan dua arah yang saling menjaga.

Pesan Moral dari Surat Cinta Ini

Buat teman-teman Kompasianer, jangan khawatir kalau tiba-tiba dapat “surat cinta” seperti saya. Jangan buru-buru panik atau merasa bersalah. Anggap saja itu bentuk kasih sayang sistem terhadap kita—semacam check and balance antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab publikasi.

Lagi pula, kalau memang tulisan kita tak melanggar apa pun, biasanya “drama” itu selesai dalam hitungan jam. Konten akan kembali tayang, dan kita bisa melanjutkan rutinitas menulis dengan hati tenang dan sedikit pengalaman berdebar.

Menulis di Kompasiana itu seperti menjalin hubungan dengan pembaca—kadang disalahpahami, kadang diuji, tapi pada akhirnya selalu tentang kejujuran dan ketulusan berbagi.

Jadi, kalau suatu hari kau buka dasbor dan menemukan notifikasi berbunyi,
“Dear Kompasianer…”
Jangan langsung kaget. Tarik napas. Senyum sedikit. Karena bisa jadi, itu hanyalah surat cinta dari Kompasiana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun