Mohon tunggu...
Imron Fhatoni
Imron Fhatoni Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar selamanya.

Warga negara biasa!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yang Bisa Dipelajari dari Pasien Covid-19 di NTB

2 April 2020   00:33 Diperbarui: 2 April 2020   00:46 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumlah kasus positif infeksi virus corona di Indonesia terus bertambah. Sejauh ini, tercatat jumlah pasien terinfeksi Covid-19 di Indonesia telah mencapai 1.667 kasus. Dari angka tersebut, sebanyak 103 pasien dinyatakan sembuh dan 157 orang meninggal.

Demikian pula di NTB. Sebagaimana laporan banyak media, per hari Rabu kemarin, 1 April 2020, tercatat sudah sebanyak 6 pasien yang telah resmi ditetapkan positif Covid-19. 5 orang dari Pulau Lombok dan 1 nya lagi dari Pulau Sumbawa.

Jika dilihat dari rekam jejak para korban yang telah dinyatakan positif, sebenarnya ada banyak hikmah yang bisa diambil. Sebagai orang awam, kita bisa belajar mandiri soal Covid-19 ini. 

Corona Virus telah menjadi perbincangan global. Ada banyak sekali referensi soal tema ini. Mulai dari bagaimana penyebarannya, berbagai gejala yang timbul setelah kita terinfeksi, hingga kisah mereka yang berjuang untuk sembuh setelah dinyatakan positif. 

Proses penyebaran virus ini di NTB tak jauh beda dengan apa yang terjadi di tempat-tempat lain. Mari kita amati dengan singkat rekam jejak mereka yang telah dinyatakan positif terpapar. 

Pasien pertama diduga tertular setelah sebelumnya sempat menghadiri satu kegiatan di Jakarta. Saat ada gejala, ia kemudian diperiksa. Hasilnya positif Corona.

Pasien kedua adalah suami dari pasien pertama. Ia diduga kuat tertular setelah melakukan kontak dengan istrinya. Ia lalu dibawa ke RS dan dinyatakan positif. 

Pasien ketiga sempat mengikuti Ijtima Ulama Tabligh se Asia yang hendak di gelar di Gowa, Sulawesi Selatan. Namun acara tersebut urung dilaksanakan. Sehingga, ratusan jamaah asal NTB dipulangkan bertahap dan diberi status Orang Dengan Risiko (ODR). Sesampainya di NTB, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit karena memiliki gejala. Belakangan ia terkonfirmasi positif Corona.

Pasien keempat merupakan warga dengan KTP Buleleng Bali yang berdomisili di Kelurahan Kekalik Jaya, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Ia memiliki riwayat perjalanan dari Bogor yang merupakan daerah terpapar Corona. Ia lalu diisolasi setelah memiliki gejala setibanya di Lombok.

Pasien kelima meninggal pada Jumat, 27 Maret, 2020 dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Ia memiliki riwayat perjalanan ke Jakarta dalam dua pekan terakhir, yakni pada rentang waktu 10-16 Maret 2020. Belakangan, hasil test menyatakan korban bersangkutan dinyatakan positif.

Pasien keenam berasal dari Kabupaten Sumbawa. Sebagaimana release resmi dari Pemprov NTB, ia memiliki riwayat kontak dengan pasien pertama yakni pada tanggal 9 Maret, 2020. Pasien saat ini tengah dirawat di ruang isolasi RSUD H.L Manambai Abdulkadir, Sumbawa. 

Dari keenam data pasien di atas, bisa disimpulkan bahwa virus ini menyebar dengan sangat cepat. Covid-19 ini sejatinya tidak bergerak. Tidak dibawa oleh angin dan udara. Ia digerakkan oleh orang-orang yang tanpa sadar telah terinfeksi, lalu meninggalkan jejak di fasilitas-fasilitas umum, hingga melakukan kontak pisik dengan orang lain dan sebagainya. 

Sampai saat ini pun, penanganan dari pemerintah Provinsi NTB, bisa dibilang on the track. Tempat ibadah hingga pusat keramaian sudah ditutup. Jam malam sudah diberlakukan. Pasien yang terpapar ditangani sesuai protokol Covid-19. Akses keluar masuk NTB juga telah diperketat.

Meskipun secara pribadi saya tetap mendesak untuk dilakukan karantina wilayah demi memutus rantai penyebaran, tapi sejumlah upaya yang sudah dilakukan pemerintah tetaplah harus diapresiasi. Mengkritik boleh. Tapi jangan membabi buta.

Sebagai masyarakat biasa, yang paling penting juga untuk dilakukan sekarang ini adalah tetap ikuti himbauan dan anjuran pemerintah. Tetap jaga kebersihan. Hindari keramaian. Seminimal mungkin, kurangilah aktivitas di luar rumah. Kepada yang hobi rebahan, inilah kesempatan terbaik untuk mengeksplorasi segala kemampuan terbaik dalam diri kita.

Jika seabad silam Mark berkata, "Kaum proletar sedunia bersatulah!", maka di saat-saat seperti ini, kita bisa berkata, "Kaum rebahan sedunia bersatulah! Saatnya mengasah skill yang telah lama terpendam.

Saatnya revolusi.!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun