Mohon tunggu...
Immanuella Devina
Immanuella Devina Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi, UAJY

Communers'19 be a voice, not an echo.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

OhmyNews Korea Selatan, Pelopor Jurnalisme Warga Online

26 September 2021   12:12 Diperbarui: 26 September 2021   12:27 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan Home OhmyNews. Sumber: OhmyNews.com

OhmyNews adalah pelopor dalam jurnalisme online dan jurnalisme warga yang memungkinkan pengguna menghasilkan dan berbagi konten berita. Media ini menggunakan beberapa teknik media tradisional seperti adanya editor berita.

Anda pasti tidak asing dengan istilah "citizen journalism' atau jurnalisme warga. Tahukah anda, bahwa fenomena citizen journalism ini pertama kali hadir di Korea Selatan melalui sebuah organisasi yang memanfaatkan internet, disebut dengan "OhmyNews!"

Motto dari OhMyNews adalah "every citizen is a reporter" yang artinya siapapun bisa menjadi seorang jurnalis.

Sejarah dan Realita Media Massa Korea Selatan

OhmyNews diciptakan oleh jurnalis dan aktivis politik, Oh Yeon Ho. Pada tahun 1988, ia awalnya bekerja di sebuah majalah bernama "Mal." Melihat medianya yang sangat kecil, Oh tertarik untuk mencari cara bagaimana bisa menghentikan pengaruh dan kuasa media liberal di Korea.

Dijelaskan oleh Widodo (2010), OhmyNews sejak kemunculannya pada tahun 2000, menjadi sangat terkenal karena masyarakat Korea Selatan membutuhkan wadah agar bisa mendobrak kontrol dari pemerintah. 

Jinbong Choi dikutip oleh Mary Joyce (2007) menjelaskan bahwa Media Korea berada di bawah kendali politik dari militer yang diktator dari tahun 1961-1987. Lalu, selama periode demokrasinya dipengaruuhi oleh kronisme.

Kemerdekaan pers dibatasi oleh serangkaian undang-undang, termasuk Hukum Publikasi pada wal 1980-an yang mengkonsolidasikan surat kabar provinsi dan perusahaan penyiaran menjadi satu entitas. Jinbong Choi melalui berpendapat bahwa kebijakan ini akan mempermudah pemerintah untuk mengontrol media.

Pada tahun 1990-an, media memperoleh kebebasan yang lebih baik. Namun, pada masa itu mereka diatur untuk kepentingan komersial konservatif yang jarang dimusuhi pemerintah agar tidak rugi.

Jinbong Choi kembali menjelaskan bahwa, media massa korea menghindari mengabarkan isu-isu politik maupun lingkungan yang kontroversial. Mereka lebih memilih untuk menghasilkan soft news atau sekedar meliput acara-acara tertentu.

Media massa pada saat itu tidak berperan sebagai 'watch dogs' pemerintah

Selain itu, pada masa itu jurnalis Korea memiliki perilaku yang tidak etis dengan membuat perjanjian tidak formal dengan partai-partai politik. Hal ini menghalangi para junalis untuk meliput berita secara objektif.

Lahirnya OhMyNews

Logo OhmyNews. Sumber : ohmynews.com
Logo OhmyNews. Sumber : ohmynews.com

Melihat realita media tersebut, Oh Yeon Ho percaya bahwa media Korea bisa kembali dengan meningkatkan partisipasi warga. Selain itu, Oh juga percaya dengan meningkatkan partisipasi warga dapat meningkatkan jumlah suara liberal.

Infrastruktur internet di Korea hadir pada 1997, setelah krisis keuangan Asia. Pemerintah Korea menerapkan Kebijakan Teknologi untuk emnciptakan ekonomi berbasis pengetahuan baru. Penggunaan internet ini sukses berkembang perlahan sampai 1999.

Konektivitas internet begitu cepat sehingga banyak waktu yang dihabiskan pengguna untuk online. Pengguna sering mengunggah teks, gambar, dan video di internet.

Sebagian besar atau 2/3  masyarakat Korea Selatan juga sudah menjadi pengguna internet yang aktif pada masa itu.

OhmyNews diluncurkan pada 2 Februari 2000. OhmyNews memiliki model produksi berita pada umumnya, mereka memiliki editor untuk memastikan kredibilitas dan keterbacaan artikel dari masyarakat. Editor membantu memastikan bahwa artikel yang diunggah di OhmyNews informatif dan berdasarkan fakta.

Widodo (2010) menjelaskan bahwa OhmyNews menerapkan dua hal untuk menjaga obyektivitas dan profesionalisme dari artikel mereka :

  • The Ethics Code (Kode Etik Reporter OhmyNews)
  • Citizen Reporter Agreement (Kesepakatan Reporter Warga OhmyNews)

Kedua hal ini dapat menjadi penjamin dan juga mengingatkan kontributor untuk lebih berhat

Agar kontributor tertarik untuk mendapatkan standar tinggi, OhmyNews juga memberikan insentif moneter sebesar $20 per artikel tergantung di mana artikel itu muncul di situs

Pembaca juga bisa memberikan 'tip' kepada reporter sampai $54 karena telah menulis rtikel yang bagus. Mereka dapat mengirimkannya melalui transaksi online atau telepon. Sekali lagi, hal ini hanyalah untuk memotivasi daripada sebagai sebuah pendapatan.

Fitur-fitur yang ada di OhmyNews : 

Salah satu artikel tentang 'Squid Game' di OhmyNews. Terdapat fitur interaksi di media online ini.  Sumber: Ohmynews.com
Salah satu artikel tentang 'Squid Game' di OhmyNews. Terdapat fitur interaksi di media online ini.  Sumber: Ohmynews.com
  • Pembaca dapat berkomunikasi dengan reporter atau kontributor. Hal ini didukung oleh teknologi Web 2.0 secara umum
  • Setiap post memiliki bagian komentar dimana pembaca dapat memberikan pendapat mereka
  • Di setiap artikel, terdapat nama dan kontak reporter sehingga pembaca bisa bertanya, memberikan kritik atau koreksi
  • Terdapan ikon bola mata untuk menunjukkan sudah berapa kali artikel tersebut dibaca

Contoh profil dari salah satu kontributor di Ohmynews.com . Sumber: OhmyNews
Contoh profil dari salah satu kontributor di Ohmynews.com . Sumber: OhmyNews

Fitur-fitur ini akhirnya sering kita gunakan di berbagai situs bahkan situs media mainstream sampai saat ini.

Dampak OhmyNews kepada Masyarakat Korea 

OhmyNews berkembang sangat cepat dari 2000-2002. Per September 2000, situs ini telah memiliki 5000 reporter masyarakat umum. Lalu, pada November di tahun yang sama menembus angka 15,000.

Jumlah editor juga bertambah dari 53 orang menjadi 95 orang pada tahun 2006.

Hadirnya OhmyNews memberikan peran baru bagi seseorang di tengah masyarakat. Contohnya adalah Kim Hye Won, seorang ibu rumah tangga mendapatkan title  'People of the Year' pada majalah Time tahun 2006. 'Citizen Reporter of the Year' dari OhmyNews pada tahun 2005.  karena tulisan-tulisannya yang membahas isu keluarga.  

Jumlah reporter muda juga cukup signifikan. Teradpat 83 persen jurnalis warga yang berada di bawah umur 40 tahun merupakan pelajar. 2,9% merupakan pelajar sekolah menengah, 4,3 merupakan pelajar sekolah tinggi, 22,4% merupakan mahasiswa, dan 3,8% sudah lulus sekolah. 

49% jurnalis juga ada yang berda di sekitar usia 30-50 tahun. 47% berada di usia 30-an.

Tantangan yang dihadapi OhmyNews

Naver dan Daum, portal berita online dan mesin pencari di Korea Selatan. Sumber: worldmarketskorea.com
Naver dan Daum, portal berita online dan mesin pencari di Korea Selatan. Sumber: worldmarketskorea.com

Mary Joyce dalam artikelnya menyatakan bahwa walaupun OhmyNews telah memiliki editor untuk menjamin kredibilitas artikel, sistem ini belum sempurna. OhmyNews pernah gagal dalam meliput kejadian-kejadian yang penting akibat kurangnya ketelitian dan mengecek data.

Hal ini menjadi kritik bagi media online bahkan hingga kini. Banyak yang masi menganggap bahwa jurnalisme untuk media online masi belum professional dan dapat diandalkan dibandingkan dengan media konvensional.

Selain itu pada tahun 2010 tersebut, kompetitor utama OhmyNews adalah portal berita online lagi seperti Naver.com dan Daum.

Namun, hal ini sepertinya jauh dari hal yang Oh Yeon Ho khawatirkan. Ia lebih peduli tentang eksitensi dan keberlangsungan jurnalisme warga di OhmyNews sendiri.

"... ambisi saya adalah untuk menyebarkan jurnalisme warga ke seluruh dunia, bukan untuk menghasilkan uang. " jelas Oh Yeon Ho.

Terlepas dari kekurangan dan tantangan yang pernah dihadapi oleh OhmyNews pada masa awal berdiri, ada saat ini OhmnyNews Korea menjadi panutan dan dianggap sebagai model yang patut ditiru untuk perkembangan jurnalisme user-generated.

Kesuksesannya mengilhami peniru-peniru di luar sana. Kegagalan di beberapa hal dapat menjadi saran dan alternatif bagi media lain untuk dikembangkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun