Mohon tunggu...
Imi Suryaputera™
Imi Suryaputera™ Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis, Penulis, Blogger

Pria, orang kampung biasa, Pendidikan S-3 (Sekolah Serba Sedikit)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tidak Pandang Cap

16 November 2013   12:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Para orangtua dulu di daerah kami tampaknya suka yang sederhana saja untuk menyebut nama suatu barang. Sehingga ada istilah tidak pandang cap meski sudah tahu itu kecap.

Misalnya saja untuk menyebut minuman yang terbuat dari sari buah-buahan, semua disebut Fanta, padahal kita tahu itu merupakan merk minuman soft drink.

Lalu, apapun merk penyedap rasa disebut Vetsin (di daerah lain ada yang menyebutnya Micin). Padahal sebutan Vetsin sendiri dulunya adalah untuk merk.

Ada lagi, apapun jenis ikan yang dikalengkan semua disebut Sardin, terserah didalam kaleng itu mau ditempati ikan tuna (tongkol) ataupun ikan tengiri.

Namun ada pula yang agaknya karena mendengar bunyi lafal. Contohnya daging yang dikalengkan, ada yang menyebutnya Kornet (bunyi lafal akhir huruf T). Jika maksudnya Corned, maka bisa diartikan "di-jagung-kan", karena asal kata Corn dalam bahasa Inggris adalah jagung. Ada pula yang menyebutnya Kenet, mungkin dari jata "canned", yang maksudnya di-kaleng-kan; kata can dalam bahasa Inggris bisa berarti kaleng selain bisa, dapat atau mampu.

Kemudian, para orangtua kami di kampung dulunya bila menyebut kata "memoto" atau mengambil foto dengan peralatan kamera; disebut "mengodak". Kata ini merupakan kata jadian dengan asal kata "kodak" yang nota bene adalah merk peralatan kamera.

Atau tak sedikit yang menyebut segala jenis sepeda motor dengan kata Honda. Lalu muncul pertanyaan, "Honda kamu merk-nya apa ?" Nah lho.......

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun