Mohon tunggu...
Iman Suwongso
Iman Suwongso Mohon Tunggu... Penulis/Wartawan -

Ketika angin berhembus kutangkap jadi kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pesan Pagi Kepada Anak

16 Mei 2016   15:44 Diperbarui: 16 Mei 2016   18:17 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Berangkat Sekolah I dok.pribadi

*) Pesan pada anakku dalam menghadapi UNAS

Nak, berangkatlah sambil membaca bismillah
ayunkan kakimu dengan tegap dan pasti
buang jauh rasa takutmu buang jauh keraguanmu
tatap cakrawala di ujung jalanmu
secerah pagi ini seceria burung-burung terbang menari dan menyanyi

Nak, berangkatlah kerjakan ujianmu sepenuh hatimu
dengan riang sepenuh curah pikiranmu
tak ada yang sulit tak juga terlalu penting tidak pula terlalu berharga
kau telah galang setiap pagi setiap siang setiap malam bahkan sampai terbawa mimpi
telah kamu lakukan yang berharga itu yang penting itu
bersama putaran waktu seperti ritual para nabi
yang kamu lakukan dalam kertas kerja itu hal biasa
tak lebih

Nak, kerjakanlah kertas kerja sepenuh kau tahu
seperti luberan air dari tuangan gelas yang penuh
kamu juga bisa keliru sebab waktu punya hak mengikis ilmu
jangan gopoh jangan cemas
jangan pula kamu terpaku pada nilai-nilai angka yang terlalu semu
nilai A nilai B nilai C bukan penentu jalan hidupmu
karena itu Nak, jangan menoleh kanan dan kiri untuk menyalin kerja temanmu
karena itu Nak, hidup kelammu mulai disaru
karena itu Nak, benih bohong, benih merampas, benih mencuri, benih menipu
mulai kau tanam dalam hatimu
jangan Nak, negeri ini butuh masa depanmu yang jujur
yang tidak serakah yang gagah mengibarkan bendera bangsamu

Nak, kerjakanlan ujian sekolahmu itu
selayaknya kamu singgah di stasiun atau terminal
beristirahtlah dari suka cita dan duka rasa, buanglah bebanmu seperti buang air di toilet umum, berkacalah agar tahu rupamu semirip apa
bersiaplah kembali karena di depan terminal demi terminal akan kamu singgahi
di stasiun demi stasiun kau akan berhenti
luka dan cakar akan kau geluti indah dan segar akan kau teguk
setiap jengkal waktu akan memolesmu jadi diri, pribadi yang gemilang, pribadi yang mandiri
hidup sejatimu masih panjang dan meninggalkan jejak-jejak yang menoreh dalam jiwamu

Nak, kerjakan ujian yang biasa itu sepenuh bisamu
bekalku hanya doa seperti doaku padamu waktu tidur seperti doaku padamu waktu makan seperti doaku padamu saat melepas seperti doaku padamu saat tak sua.

Nak, kamu ditunggu bangsamu bukan karena nilai A, B, atau C tapi pribadimu yang menjulang.

Djoglo Pandanlandung Malang
Mei 2016
iman.suwongso@yahoo.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun