Mohon tunggu...
Imanraz
Imanraz Mohon Tunggu... chef

Hidup Di ERA Makanan di Foto , Omongan Dimakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lima Detik MemoriKu

30 Juli 2025   14:37 Diperbarui: 30 Juli 2025   14:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lima detik terakhirku, saatku memandangmu,
Hanya untuk menatap keindahanmu sekali lagi.
Senyummu yang lembut, seperti cahaya bulan,
Membuatku merasa hidup, sebelum keabadian menerpa

Dalam lima detikku, aku ingin merasakan,
Cinta yang tak terhingga, yang membara di hati.
Matamu yang berkilau, seperti bintang malam,
Membuatku lupa bahwa aku akan pergi, meninggalkan dunia ini.

Lima detik terakhirku, akan kupenuhi dengan air mata,
Menangis untuk kepergianku, yang tak bisa dihindari.
Memandangmu sepenuh hati, membuatku merasa,
Sedih yang tak terkira, karena aku harus meninggalkanmu.

Baca juga: My Beautiful Poison

Aku akan membawa kenanganmu, bunga hati,
Selama-lamanya, dalam keabadian yang sunyi.
Lima detik terakhirku, akan kupenuhi dengan cinta,
Untukmu, yang selalu ada di dalam jiwaku.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Buta Hatiku

Baca juga: Kau Lautanku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun