perjalanan emosional dan perjuangan, menunjukkan bahwa meski rapuh, jiwa kita mampu menemukan kekuatan untuk bertahan dan bangkit.
Jiwaku sekuntum bunga kamboja, mekar di tanah tandus penuh duka.
Gemercik Kerinduan Padamu, Mengalir Deras dalam Nadi Sepiku
Jiwaku memujiMu, dalam irama yang hening, seperti kidung malam yang mengalun suci.
Jiwaku turun ke bumi melihat-lihat. Jiwaku turun ke bumi berperan sandiwara.
Rimbun jiwaku tak seperti daun-daun pohon itu. Di sini masih ada kau yang tak gugurl
Hanya dengan memandangi senyummu itu, Jiwaku merasa terbang dan seakan rasa gelisah sirna
Berdebar hatiku, Saat engkau memintaku, Tuk menulis sebuah gubahan puisi, Kala itu hatiku terasa tak percaya
Puisi sedih sarat makna. Bahkan dapat menitikkan bulir bening terlebih jika kamu menghayatinya.
Saat separuh jiwa telah menetapi hati, segala tabah menderakan airmata
Kukira aku masih perkasa hadapi semua. Ternyata jiwaku lebih renta
Bunga Jiwaku...Menumbuhkan kekuatan dalam hatiku untuk terus berjuang
Memandang masa depan dapat dilakukan dari berbagai persfesktif. Salah satunya adalah kerisauan tentang keberadaan diri di suatu saat di esok hari.
Hal yang paling menyebalkan di dunia ini adalah mencintai seseorang yang tidak seharusnya dicintai
Kau tahu dari mana? Hatiku sendiri. Kau jangan bohong. Ada koaksial di jiwaku.
Sahabat sejati tak akan pernah meninggalkan kita, akan selalu menggemgam erat tangan kita
Puisi seorang anak yang ditampari kehidupan
Jiwaku, yang mencarimu secara alami seperti burung yang terbang di atas laut di malam hari
Perjuangan panjang memang belum usaiBanyak jalan berkelok masih harus dirunutHarap cemas dan terkadang gusar menggelayutBergantian dengan optimisme da