Hari Sabtu (9/2/2019), ada yang berbeda di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo. Sejak pagi, siswa-siswi berjumlah 186 anak mulai berdatangan menuju aula. Tampak di depan gedung, beberapa karya anak berupa lukisan, poster, dan foto-foto kegiatan siswa dipajang rapi. Tampak pula mobil perpustakaan keliling bernama "Mobil Iqra" yang memuat buku-buku bacaan sengaja dipampangkan di halaman sekolah.Â
Tak sedikit dari para siswa yang mampir ke mobil tersebut untuk sekadar baca buku-buku yang disediakan. Uniknya pula, setiap siswa membawa poster-poster bertuliskan kata-kata bijak dan positif masuk ke dalam ruangan aula sekolah tersebut.
Ya, rupanya para siswa sekolah berasrama tersebut sedang mengikuti kegiatan Character Building Workshop 2019, bertajuk Kreatif dan Etis di Media Sosial. Pada kegiatan ini digelorakan gerakan siswa dengan tagar #SiswaBicaraBaik dan #SiswaBerkarya. Menurut Kepala SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, Usdiyanto, bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari penguatan pendidikan karakter untuk para siswa.Â
Saat ini, teknologi digital dan beragam aplikasinya begitu membanjiri di masyarakat, terutama di kalangan anak, pelajar, dan remaja. Terkadang anak tidak menggunakan alat digital tersebut untuk hal-hal yang positif dan membangun, salah satunya dalam memanfaatkan media sosial di internet. "Sekarang ini banyak kasus negatif yang menimpa kalangan pelajar terkait penggunaan media sosial, seperti facebook, twitter, Instagram, whatsapp, blog, dan YouTube," terangnya.Â
Masih menurut Usdiyanto, para siswa di dalam menggunakan media sosial terkadang tidak memperhatikan aspek etika, kesantunan, penggunaan bahasa yang baik dan benar, bahkan tak sedikit yang terpapar postingan atau unggahan berbau pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, berita bohong atau hoax, cyberbullying, pelanggaran hak cipta, dan pelanggaran teknologi informasi lainnya.Â
Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, para siswa diharapkan bisa secara cerdas dan bijak di dalam menggunakan media sosial. Justru yang terpenting, media sosial bisa memfasilitasi para siswa untuk berkarya dengan konten-konten yang inovatif, kreatif, dan menginspirasi orang banyak, terutama para pengguna internet di Indonesia.
"Semua ada norma, etika, aturan, dan konsekuensi hukumnya. Betapa banyak, pengguna internet yang akhirnya harus bermasalah dengan pihak aparat, gara-gara tak bijak dalam mengunggah postingan di media sosial," papar Suwarmin. Oleh karena itu, sejak dini, para siswa dibiasakan untuk bicara baik atau positif di dunia maya.
Menjadi Content Creator
Sedangkan menurut praktisi content creator yang juga youtuber, Imam Subkhan, bahwa aktivitas waktu luang untuk para siswa atau pelajar yang paling cocok adalah menjadi content creator di media sosial. Dikarenakan pekerjaan atau profesi ini sangat menantang dan mampu meningkatkan daya kreativitas para siswa.Â
Menurutnya, seorang content creator dituntut untuk selalu menghasilkan karya secara rutin dan konsisten di berbagai platform media sosial, terutama karya video di YouTube channel miliknya.Â
Seorang Youtuber paling tidak memiliki skill atau keterampilan yang mesti dikuasai, seperti kemampuan menulis skrip narasi dan skenario film, kemampuan berbicara (public speaking) di depan kamera, menggunakan alat rekam atau kamera, kemampuan mengolah dan mengedit video, mengunggah dan mendeskripsikan video di media sosial, menjalin interaksi dengan penonton atau komentator, dan daya imajinasi yang tinggi.Â
Di samping itu yang terpenting, seorang Youtuber harus patuh terhadap kebijakan dan keamanan komunitas YouTube. Jika seorang kreator melanggar ketentuan, maka pihak YouTube akan menghapus video, menangguhkan hak istimewa kreator, bahkan menghentikan akun atau channel tersebut.
Mereka berjanji dan berkomitmen untuk bisa menggunakan media sosial di internet dengan sebaik-baiknya, dengan tidak bicara kotor, vulgar, memaki-maki, dan bohong. Dan mereka bertekad ke depannya, akan mengisi konten-konten di media sosial, dengan karya inovasi dan kreativitas yang bermanfaat bagi orang lain. Hari itu juga, mereka secara serentak mengunggah postingan di akun media sosial dengan tidak lupa mencantumkan gerakan hashtag Siswa Bicara Baik dan Siswa Berkarya.  Â