Mohon tunggu...
Imam Subkhan
Imam Subkhan Mohon Tunggu... Penulis - Author, public speaker, content creator

Aktif di dunia kehumasan atau public relations, pengelola lembaga pelatihan SDM pendidikan, dan aktif menulis di berbagai media, baik cetak maupun online. Sekarang rajin bikin konten-konten video, silakan kunjungi channel YouTube Imam Subkhan. Kreativitas dan inovasi dibutuhkan untuk menegakkan kebenaran yang membawa maslahat umat. Kritik dan saran silakan ke: imamsubkhan77@gmail.com atau whatsapp: 081548399001

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Seandainya Rocky Gerung Sakit Pun, Akan Dijenguk Jokowi?

10 Januari 2019   13:20 Diperbarui: 10 Januari 2019   15:46 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Info Seputar Presiden

Baru-baru ini ramai diperbincangkan di media sosial, soal Jokowi yang menjenguk ulama kondang, KH Arifin Ilham yang tengah sakit dan dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta (9/1/2019). 

Foto-foto Jokowi saat menjenguk sang ustaz pun tersebar di media sosial. Bahkan semua media online nasional turut menyebarkan atau menautkan link berita dan foto Jokowi bersama ustaz Arifin Ilham di linimasa akun media sosial mereka. 

Sontak saja, postingan mereka langsung diserbu netizen atau warganet. Ada yang sekadar memberi tanda jempol atau suka, ada yang komentar, bahkan banyak pula yang turut membagikannya.

Tentu motif netizen tak lepas dari soal pandangan dan pilihan politik, yang sekarang ini sedang menuju ke puncak ketegangan politik tingkat tinggi. Semua gerak-gerik kandidat, baik itu calon presiden atau calon wakil presidennya akan menjadi sorotan publik. 

Dari mulai ucapan atau kata-kata, sikap dan gerak tubuh, ekspresi wajah, tatapan mata, gesture, gerakan tangan, cara berjalan, penampilan, dan tingkah laku sang tokoh akan selalu menarik perhatian masyarakat, terlebih pengguna internet. 

Ada yang memuji, mengagumi, mendukung, dan secara vulgar menjadi pilihan capresnya, tetapi ada pula yang mengkritik, mencibir, mengumpat, nyinyir, bahkan mencaci-maki. 

Itulah bentuk ekspresi dari para netizen ketika menanggapi beragam berita, foto, atau video tentang para capres dan cawapres yang beredar di media sosial.

Nah, peristiwa atau momentum Jokowi saat menjenguk ustaz Arifin Ilham pun tak luput dari respon para netizen. Tetapi menurut amatan saya dari berbagai akun media online yang turut memberitakan, hampir semua positif tanggapannya. 

Termasuk reaksi para netizen yang ikut memberikan komentar. Komentar-komentar mereka cukup baik, meskipun tak luput dari soal pencitraan politik. Karena kita tahu, setiap momentum bagi capres dan cawapres adalah panggung politik untuk meraih perhatian, simpati, dan dukungan publik secara masif.

Panggung Jokowi dan Raih Poin Dobel

Diberitakan di berbagai media, banyak sekali tokoh politik, pejabat, dan ulama yang ikut menjenguk ustaz Arifin Ilham di RSCM. Mulai dari Sandiaga Uno, KH Ma'ruf Amin, Anies Baswedan, Fadli Zon, Yusuf Mansur, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), termasuk dua tokoh sentral saat ini, yaitu Jokowi dan Prabowo. Kedua tokoh terakhir inilah yang sangat menarik perhatian publik dan pengguna internet di tanah air.

Sebagaimana diketahui, Jokowi menjenguk sang ustaz lebih awal daripada Prabowo. Sebelum bekerja di istana, Jokowi menyempatkan diri di waktu pagi hari untuk menjenguk sang ustaz. Dan tak selang lama, foto-foto kebersamaan Jokowi dan ustaz Arifin Ilham pun beredar di dunia maya. 

Dalam foto tersebut, sangat menggambarkan keakraban yang tercipta antara Jokowi dengan Ustaz Arifin Ilham. Dan yang paling disorot adalah adegan manakala Jokowi merendahkan badannya untuk bisa mendekat ke wajah ustaz Arifin Ilham, sembari kedua tangan mereka saling berjabat erat. 

Eskpresi wajah keduanya menunjukkan keikhlasan, kehangatan, rasa saling empati, saling menghargai, dan saling menyayangi. Seolah-olah, perbedaan pendapat dan pandangan politik yang terjadi selama ini telah melebur menjadi ikatan kasih sayang, persaudaraan, dan kekeluargaan.

Tentu publik sudah mafhum adanya, jika ustaz Arifin Ilham merupakan salah satu tokoh ulama yang turut menggulirkan aksi 212 pada kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dan terus melibatkan diri pada dukungan moral dan politik kepada sosok Anies Baswedan (Gubernur DKI Jakarta sekarang), kemudian berlanjut pada pencalonan Prabowo untuk Pilpres 2019. 

Meski tak terang-terangan, namun publik dan jemaah pengikutnya bisa menangkap tentang arah politik dari sang ustaz.

Jika merangkum dari fatwa-fatwa sang ustaz, bahwa pemerintahan Jokowi saat ini sebagai rezim yang tidak selaras dengan kepentingan umat Islam, bahkan dicap sebagai penguasa yang zalim dan mengkriminalisasi terhadap para ulama dan habaib di Indonesia. 

Sehingga bagi sang ustaz, Jokowi dianggap masuk barisan yang harus ditentangnya dan tidak akan didukungnya untuk menjadi presiden kembali di 2019. Prabowo adalah calon presiden yang direkomendasikan oleh para ulama termasuk dirinya untuk bisa memperjuangkan kepentingan umat Islam.

Oleh karena itu, kehadiran Jokowi di sisi sang ustaz tatkala tengah terbaring sakit, menjadi berita yang menghebohkan publik. Menurut saya, momentum ini benar-benar menjadi panggung Jokowi, bukan Prabowo. 

Jokowi dianggap memiliki kepribadian yang sangat humanis, memanusiakan manusia, nguwongke uwong, melebihi dari sekadar ambisi dan tujuan politik. Jokowi lebih mementingkan aspek kemanusiaan daripada politik an sich. 

Siapa pun yang sakit, apalagi menimpa pada sosok yang punya pengaruh di masyarakat, maka sebagai sesama manusia, sesama saudara, sesama muslim, dan sesama elemen bangsa harus mau tolong-menolong, saling berbagi, saling berempati, dan saling mengasihi satu sama lain. Dan Jokowi telah menunjukkan itu semua. 

Bahkan ustaz Arifin Ilham pun melalui postingan putranya, Alvin Faiz, turut merasakan, bahwa sakitnya telah membawa hikmah yang luar biasa, baik bagi dirinya, keluarga, dan bangsa ini. Dia sejenak bisa melupakan perbedaan yang selama ini selalu mengemuka di republik ini dan hanya fokus untuk mendoakan dirinya sembuh dari penyakit.

Inilah yang menurut saya, Jokowi benar-benar mendapatkan panggung dan poin penuh, bahkan poin dobel. Pertama, Jokowi mau menjenguk tokoh yang selama ini berseberangan dengan pencalonannya, bahkan lebih awal dari Prabowo. 

Kedua, Jokowi menjenguk ustaz Arifin Ilham di RSCM, yang belum lama ini menjadi sasaran kritik oleh Prabowo terkait penggunaan selang cuci darah. 

Padahal RSCM ini yang juga merawat salah satu tokoh pendukungnya. Tentu saja, tak tertutup kemungkinan akan menggunakan selang yang dianggap Prabowo tak layak untuk pasien tersebut.

Saya menulis artikel ini, sama sekali saya bukan tim sukses, relawan atau simpatisan Jokowi. Saya juga bukan aktivis partai. Saya hanya warga negara biasa, yang kebetulan bisa menulis unek-unek yang sedang saya pikirkan. Termasuk mengamati semua fenomena yang terjadi di sekeliling saya. 

Jujur, saya memang mengagumi pribadi sosok Jokowi, sejak menjabat wali kota Solo. Kekaguman saya ini, kemudian saya tuntaskan dengan membaca beberapa buku biografinya, antara lain karya Alberthiene Endah, berjudul Jokowi Menuju Cahaya. 

Sosok Jokowi adalah bukan sosok keras, kaku, pendendam, dan pembenci orang. Dia memiliki tingkat kesabaran di atas rata-rata orang. Jokowi tahu persis bagaimana sebagian publik, terutama pengguna internet yang melecehkan, bahkan menyerang pribadi dan keluarganya. Tetapi semuanya ditanggapi dengan hati yang dingin. 

Jokowi tetaplah Jokowi yang selalu bergerak dan berjalan, dari orang ke orang, dan dari rumah ke rumah. Jokowi menyadari bahwa pengabdiannya tak selalu bisa memuaskan dan membahagiakan semua orang. Baginya, cacian dan makian yang diterimanya selama ini, semakin mendewasakan diri dan keluarganya.

Jokowi Dendam sama Rocky Gerung?

Sumber: DetikNews.com
Sumber: DetikNews.com
Termasuk umpatan, cacian, olok-olok, nyinyiran, dan kritikan dari seorang tokoh kontroversial yang sekarang ini sedang naik daun, yaitu Rocky Gerung. Di mata filsuf politik ini, Jokowi sama sekali tak ada apa-apanya. 

Dia menggambarkan Jokowi sebagai presiden dungu, tak punya intelektualitas, presiden boneka, presiden cebong, presiden pencontek, presiden ahli pencitraan, presiden tak bermutu, dan presidennya kaum penghamba. 

Dengan nada sinisnya, ekspresi wajah yang merasa jijik, mulut yang mendesis dan sedikit menyeringai, suara yang diserak-serakan, dan bahasa yang melangit, dia selalu menyerang dan menghina Jokowi beserta para pendukung fanatiknya.

Jokowi dan para pendukungnya tak lebih dari cebong-cebong yang bergembira manakala turun hujan. Baginya, Jokowi sangat tak layak untuk jadi presiden dan memimpin negara yang besar ini. Jokowi tak punya kemampuan itu. Modal Jokowi hanya pencitraan dan dukungan partai penghamba. 

Maka tak heran, jika pernyataan dia selalu viral dan diagung-agungkan oleh para pendukung Prabowo. Bahkan quote-quote atau meme yang berisi statement dan gambar dia menjadi bahan kampanye bagi para pengikut Prabowo. 

Cuplikan videonya pun dibagikan berulang-ulang di akun-akun media sosial pendukung Prabowo. Dan acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan TV One menjadi panggung dirinya. Dia benar-benar menjelma menjadi artis politik.

Nah yang saya heran, Jokowi kok ya tak pernah menanggapi kritik dan hinaan dari Rocky Gerung, ya minimal melalui juru bicaranya. Saya yakin, Jokowi pasti sering mendengar atau melihat Rocky Gerung ketika berkomentar tentang dirinya dan pemerintahan yang dipimpinnya. Komentar Rocky selalu pedas dan menyakitkan, apalagi kalau sudah bicara kualitas pribadi Jokowi. 

Baru-baru ini saja, di acara ILC Rocky meminta para anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hadir untuk mencermati wajah capres dan cawapres di layar. Rocky bilang, di antara wajah-wajah itu, kira-kira wajah siapa yang potensial untuk dipermalukan di muka publik pada saat debat presiden. Meski Rocky tak secara vulgar mengatakan siapa, tetapi penonton tahu persis siapa yang dimaksud Rocky, pastilah Jokowi.

Luar biasa bukan. Jadi bagi Rocky, Jokowi adalah sosok presiden yang memalukan, bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi bagi bangsa ini, juga malu memiliki presiden kayak Jokowi. Nah, kira-kira seperti itu, penggambaran Rocky Gerung terhadap sosok presiden Jokowi. Sekali lagi, tak ada baik-baiknya sama sekali.

Dan sekali lagi, herannya Jokowi ya diam saja. Seolah-olah dia sedang menerapkan pepatah bijak, biarkan anjing menggongong, kafilah tetap berlalu. Dia hanya mengutamakan kerja, kerja, dan melayani rakyat. Kritikan dan umpatan bagi dia adalah masukan yang berharga untuk terus memperbaiki diri. 

Jokowi sadar, dirinya dan Rokcy juga manusia, yang suatu saat bisa susah, bisa senang, bisa sehat, bisa bahagia, bisa sakit, dan bisa meninggal. Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu membutuhkan pertolongan orang lain. Tidak selamanya manusia selalu di atas, pasti ada kalanya juga di bawah, dan terkadang harus mengemis untuk meminta pertolongan orang lain. 

Bahkan jika terpaksa, juga harus minta bantuan dari orang yang dulu pernah dibencinya. Itulah dunia. itulah manusia. Dan itulah politik. Tak ada teman abadi dan tak ada musuh abadi. Yang abadi adalah hakikat kemanusiannya yang kelak akan kembali ke Sang Maha pencipta manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, saya juga meyakini, barangkali jika suatu saat Rocky Gerung dikabarkan sakit, Jokowi pun sebagai manusia dan saudara akan menjenguknya. Bisa jadi menjenguk paling awal dibandingkan dengan teman-temannya saat ini. Terlebih Rocky Gerung sampai detik ini belum memiliki seorang wanita pendamping. Tentu akan sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya.

Pelajaran dari tulisan saya ini, bahwa marilah kita untuk saling menjaga dan mengendalikan diri untuk tidak saling menghujat dan menghina satu sama lain. Mari kita saling menghormati dan menghargai atas perbedaan, apalagi sekadar perbedaan pilihan politik. Ada banyak kesamaan yang kita miliki saat ini, yang justru bisa menambah rasa persatuan dan kesatuan. 

Sekali lagi, kita tetaplah manusia yang rapuh. Bukan hanya fisik kita, tetapi perasaan kita, hati kita, pikiran kita, bahkan jiwa kita. Kita selalu butuh pertolongan orang lain, di mana dan kapan saja. Semoga kita tetaplah saudara yang selalu menebar kebaikan dan kemaslahatan bagi sesama. Amin.

Imam Subkhan

Penulis adalah pengamat sosial tinggal di Karanganyar, Jawa Tengah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun