Hari Selasa Legi, 16 September 2025, bertepatan dengan 23 Rabi' al-Awwal 1447 (23 Mulud 1959), Fakultas Agama Islam Universitas Darul 'Ulum (FAI Undar) Jombang menggelar Yudisium Semester Genap Tahun Akademik 2024-2025, dilanjutkan dengan silaturrahim.
Rangkaian Yudisium
Acara dipandu oleh Hj. Shofwatal Qolbiyyah, S.Pd.I., M.Pd.I., dimulai dengan pembacaan al-Fatihah sebagai pembuka, dilanjutkan qira'at al-Qur'an oleh Muhammad Reyhan yang melantunkan QS Ali Imran ayat 133-135. Selanjutnya, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Universitas Darul 'Ulum.
Kemudian, H. Eko Hadi Wardoyo, S.Pd., M.Pd.I. selaku Wakil Dekan I membacakan SK Yudisium. Disebutkan bahwa peserta terbaik ditentukan bukan hanya berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), melainkan juga aktivitas dan prestasi lainnya. Peserta yudisium terbaik adalah Muhammad Saiful Hasan dari Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Hamdan Al-Masruri dari Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (IAT).
Setelah itu, Dr. H. Muhtadi, S.Ag., M.H.I., selaku Dekan FAI menyampaikan sambutan yang sarat pesan. Beliau mengingatkan bahwa ilmu akan membawa berkah bila disertai hidayah. Beliau juga mengibaratkan yudisium sebagai akad nikah dan wisuda sebagai resepsinya. Ada juga kutipan pesan dari K.H. Musta'in Romly agar alumni menjadi pendukung abadi almamater. Dekan FAI juga minta maaf bila fasilitas yang ada masih kurang layak.
Disampaikan juga bahwa banyak alumni yang menemukan jodohnya di Undar. Bagi yang belum mendapat jodoh, semoga mendapat yang terbaik. Bagi alumni yang mau melanjutkan kuliah, Pascasarjana Undar siap menerima. Ada dispensasi khusus untuk alumni Undar.
Sambutan peserta yudisium disampaikan oleh Muhammad Saiful Hasan dan Hamdan Al-Masruri. Keduanya menyampaikan rasa syukur, permohonan maaf, dan harapan agar ilmu yang diperoleh senantiasa membawa berkah. Muhammad Saiful Hasan menambahkan kutipan nasihat dari ayah Abu Nawas: "Jangan ingin jadi apa-apa. Jangan khawatir tidak jadi apa-apa."Â
Sedangkan Hamdan Al-Masruri merasa tidak lebih baik daripada teman-temannya. Dia juga mewakili mereka untuk memohon maaf bila sering terlambat datang kuliah, atau datang hanya ketika ujian. Disampaikan bahwa mahasiswa mempunyai kultur yang berbeda, sehingga mungkin kurang sopan. Begitu pula dengan pembayaran yang sering terlambat, karena tingkat ekonominya bermacam-macam.
Simbolisasi akhir masa studi ditandai dengan pelepasan jas almamater, dilanjutkan dengan pemasangan selempang. Bukan hanya itu, ada sesuatu yang unik, mungkin tidak ada di fakultas lain, bahkan di perguruan tinggi lain. Dalam beberapa tahun terakhir, FAI Undar menyelipkan acara penyiraman air bunga. Peserta yudisium mendapat siraman air bunga, yaitu air yang telah diisi bunga mawar, melati, dan kenanga. Ini bukan masalah klenik, tetapi sekadar perlambang. Mawar melambangkan cinta, melati melambangkan kesucian, dan kenanga melambangkan kenangan. Ada harapan agar peserta yudisium memiliki hati yang suci, mencintai almamater, dan tidak melupakannya. Peserta maju secara bergilir, kemudian sebagian kepalanya disiram dengan air bunga oleh dosen secara bergantian.