Sehingga, sesuatu yang terlihat sederhana seperti mengganti filter kulkas bisa berubah menjadi drama panjang penuh jeda, distraksi, bahkan rasa bersalah.
Namun, ada kabar baik. Dengan strategi yang tepat, dukungan lingkungan, dan pemahaman yang lebih luas, orang dengan executive dysfunction bisa menemukan cara mereka sendiri untuk "mendaki gunung" sehari-hari.
Kuncinya adalah kesadaran. Masyarakat perlu berhenti memberi label "malas" atau "tidak peduli". Sebaliknya, kita perlu membuka ruang empati dan dukungan, baik di sekolah, tempat kerja, maupun keluarga.
Saya belajar bahwa hidup dengan disleksia dan ADHD bukan berarti kalah. Justru, saya diajak untuk menemukan cara berpikir dan bekerja yang kreatif. Mungkin jalannya tidak lurus dan cepat, tapi tetap bisa sampai tujuan dengan cara yang berbeda.
"Bagi sebagian orang, hidup adalah lintasan lurus. Bagi kami dengan executive dysfunction, setiap langkah adalah pendakian. Tapi setiap puncak yang kami capai, sekecil apa pun, adalah kemenangan besar." Imam Setiawan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI