5. Empati Lebih Berguna daripada Penilaian
Yang paling saya butuhkan sebagai penyandang ADHD bukanlah ceramah, sindiran, atau nasihat yang meremehkan. Yang saya butuhkan adalah pemahaman. Bahwa saya mungkin membutuhkan waktu lebih lama, cara belajar yang berbeda, atau pendekatan kerja yang fleksibel.
Ketika anak atau teman Anda tampak "susah diatur" atau "terlalu banyak mikir", cobalah tanya: Apa yang kamu butuhkan sekarang? Bukan: Kenapa kamu begini terus? Perubahan perspektif kecil seperti ini bisa menciptakan ruang yang jauh lebih aman dan produktif.
Sebagai penyandang disleksia-ADHD, saya pernah mengira saya bodoh, rusak, atau tidak normal. Tapi sekarang saya tahu, otak saya hanya beroperasi dengan cara yang berbeda. Saya bisa menjadi produktif, kreatif, dan berdaya bila diberi ruang yang sesuai.
Saya menulis ini bukan untuk minta dikasihani, tetapi agar semakin banyak orang paham: ADHD bukan kelemahan, melainkan bentuk lain dari keberagaman pikiran manusia.
"Yang terlihat sebagai kekacauan, mungkin sebenarnya adalah simfoni jika saja Anda tahu cara mendengarkannya."
Jika Anda seorang pendidik, orang tua, atau sekadar teman luangkan waktu untuk belajar tentang ADHD. Karena memahami bukan hanya membantu kami bertumbuh, tapi juga membuat dunia menjadi tempat yang lebih manusiawi untuk semua.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI