Mohon tunggu...
Imam Bagus
Imam Bagus Mohon Tunggu...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Etika dalam Filsafat

14 November 2018   19:37 Diperbarui: 14 November 2018   20:01 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Etika dalam filsafat, merupakan dua hal yang sulit dipisahkan karena memang terdapat bahasan tentang etika dalam filsafat, yaitu filsafat moral. Etika dalam filsafat merupakan cabang yang membicarakan tentang nilai baik atau buruk. 

Etika ini membicarakan seputar pertimabangan-pertimbangan tentang tindakan baik buruk, susila maupun asusila dalam hubungan antar manusia di jagad ini. Etika ini sendiri berasal dari bahasa Yunani ethos yang artinya watak kesusilaan atau adat. Sedangkan moral dari kata mores yang artinya cara hidup atau adat.

Moral dan etika ini sendiri memiliki perbedaan, yaitu dimana moral lebih menuju pada tindakan atau tingkah laku yang sedang dinilai, bisa juga berarti sebuah sistem ajaran tentang nilai baik atau buruk. Sedangkan etika merupakan pengkajian secara mendalam tentang sistem nilai yang ada, jadi etika adalah suatu ilmu yang merupakan cabang dari filsafat yang membahas sistem nilai (moral) yang berlaku di masyarakat.

Moral itu merupakan ajaran sistem nilai baik atau buruk yang diterima sebagaimana adanya yang sudah dianut sejak lama, tapi etika adalah kajian tentang moral yang sifatnya kritis atau rasional. Dalam sudut pandang ilmu istilah ajaran moral Jawa berbeda dengan etika Jawa dalam hal cakupan pembahasannya.

Umumnya etika dikelompokkan menjadi dua, yaitu etika deskrptif yang titik tekannya pada pada pengkajian ajaran moral yang berlaku, membicarakan tingkah laku baik buruk manusia dalam kehidupan bersama manusia lain. Yang kedua adalah etika normatif, merupakan kajian terhadap ajaran norma baik atau buruk sebagai sebuah fakta, tidak perlu menunjukkan alasan yang logis terhadap ajaran tersebut, cukup dengan merefleksikan mengapa hal tersebut merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan.

Esensi pembeda antara manusia dan makhluk lain adalah pada aspek moralnya. Dengan adanya moral tersebut manusia dapat menemukan esensi kemanusiaannya, sehingga seharusnya etika dan moral ini menjadi landasan utama setiap manusia dalam setiap tingkah lakunya dengan kesadaran penuh.

Ketika etika atau moral (moralitas) ini tidak dihiraukan atau dihargai maka akan menyababkan kekacauan tatanan dalam masyarakat. Moralitas ini nilainya universal atau menyeluruh yang seharusnya menjadi landasan tiap tingkah laku manusia.

Menurut pendapat masyarakat umum norma moral ini lebih tinggi pengaruhnya daripada norma sopan santun atau bahkan norma hukum sebagai produk buatan penguasa. Thomas Aquinas berpendapat bahwa suatu hukum yang bertentangan dengan hukum moral akan kehilangan kekuatannya.

Manusia harus bermoral atau beretika, mengapa?? Dan mengapa setiap polah tingkah manusia selalu mendapat penilaian tidak seperti makhluk lainnya?? Karena secara umum yang membedakan manusia dengan makhluk lain seperti binatang contohnya, adalah akal yang mana jika digunakan secara benar maka akan meningkatkan taraf kemanusiaan seseorang, dan bila tidak benar penggunaannya maka akan sama saja kelakuannya dengan binatang atau bahkan lebih rendah dari binatang.

Kekuatan moral digunakan untuk mengendalikan akal dan nafsu manusia sehingga kehidupannya menjadi lebih bermakna. Norma moral itu sifatnya mutlak namun tidak memaksa. Apakan setiap manusia dikenai aturan semacam ini?? Jawabannya adalah tidak, mengapa tidak?? Karena hanya manusia yang akalnya berfungsi, dan memiliki kesadaran saja yang dapat melakukannya.

Alasan dasar dan logis mengapa harus manusia itu menggunakan moral atau etika yaitu dikarenakan manusia memiliki akal tidak seperti binatang yang hanya mempunyai otak tidak disertai akal. Sebagai contoh, jika ada seekor kucing lapar dan di hadapannya ada ayam goreng yang sudah jatuh ke tanah pasti tetap dimakan, berbeda dengan manusia yang pasti akan memilih makanan yang masih layak konsumsi. Binatang tidak bisa membedakan mana yang masih layak konsumsi dengan yang sudah tidak layak konsumsi serta mana yang merupakan haknya dan mana yang bukan haknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun