Kadang aku merasa tertinggal. Kadang aku merasa gagal sebagai anak yang seharusnya bisa lebih cepat membahagiakan keluarga.Â
Tapi aku belajar menerima, bahwa jalan setiap orang berbeda. Ada yang lurus, ada yang berliku.
Aku percaya masa jeda ini bukan tanpa makna. Tuhan sedang menyiapkan sesuatu, dan aku hanya perlu bersabar.Â
Mungkin aku sedang ditempa, mungkin aku sedang diuji, agar saat waktunya tiba, aku benar-benar siap.
Hari-hariku kini sederhana. Menulis sesekali, menonton donghua, bekerja seadanya. Tapi di balik itu, ada mimpi yang masih kupeluk erat. Membahagiakan keluarga, hidup harmonis, dan membuktikan bahwa perjalanan panjangku bukan sia-sia.
Aku tahu, suatu hari nanti aku akan menoleh ke masa ini, lalu tersenyum, dan berkata. "Terima kasih, diriku, karena kau bertahan, meski jalannya berliku".
Karena setiap insan memiliki fase hidupnya sendiri. Kini aku berada pada masa jeda, namun api dalam diriku belum padam.
Aku mungkin tertunda, tetapi aku tidak berhenti. Setiap langkah kecil adalah tempaan menuju lompatan besar.
"Terima kasih, diriku, karena engkau tetap bertahan meski jalanmu berliku."