Mohon tunggu...
Ilhamdi S
Ilhamdi S Mohon Tunggu... Jurnalis asal Provinsi Aceh, AJI Indonesia, Terverifikasi Dewan Pers, dan 6 sertifikat Kelas Tanpa Batas dari Tempo Institute

Konsisten menyajikan informasi akurat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Takdir yang Kutulis dengan Jejak

3 September 2025   22:04 Diperbarui: 3 September 2025   22:04 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi (Sumber: M. Ilhamdi S)

Semua berawal dari sebuah Lembah Sunyi, tempat kecil yang nyaris tak dikenal orang. Dari lembah itu, lahirlah langkah pertamaku, bukan dengan pedang atau jurus, melainkan dengan pena yang goyah dan kalimat yang tertatih.

Aku masuk ke sana tanpa bekal, hanya semangat yang rapuh. Setiap huruf adalah tebasan pertama, setiap berita adalah jejak yang kutorehkan di tanah tandus. 

Dari hal kecil aku belajar, hingga berani menulis kisah besar yang membuat orang menoleh.

Lembah itu bukan sekadar tempat singgah. Ia adalah rumah, ia adalah madrasah. Tempat yang menempaku untuk berpikir, menahan ego, dan belajar arti tanggung jawab.

Aku ikut merintisnya, menyalakan obor yang tadinya redup. Dari sebuah nama yang nyaris tak terdengar, perlahan ia tumbuh, diakui, hingga berdiri sejajar dengan para pemegang kekuasaan. 

Di sanalah aku menyaksikan perubahan, dan di sanalah aku merasa hidupku berharga.

Di tengah perjalanan, aku menempuh ujian resmi. Sebuah sertifikat dari Dewan Pers kuperoleh, tanda bahwa jalanku sebagai penulis bukan sekadar ilusi. Itu adalah pengakuan, bahwa aku benar-benar berada di jalur yang sah.

Tapi perjalanan mana pun punya simpang jalan. Aku sampai pada titik di mana aku harus memilih tetap tinggal, atau pergi mencari cakrawala lain. Dan aku memilih pergi.

Keputusan itu seperti meninggalkan rumah lama yang penuh kenangan. Bukan karena benci, melainkan karena aku tahu, terkadang hati harus rela melepaskan agar jiwa bisa tumbuh.

Aku meninggalkan lembah itu dengan lapang dada. Biarlah ia terus berkilau bersama para penjaganya, sementara aku berjalan di jalan lain yang penuh kabut. Aku tidak pernah menyesali, hanya menyimpannya sebagai bagian dari hidupku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun