Malang – Dalam upaya mendekatkan diri dengan peserta didik dan mengubah stigma negatif terhadap layanan Bimbingan dan Konseling (BK), SMK PGRI 3 Malang meluncurkan akun Instagram resmi BK dengan nama pengguna @bk.skariga. Peluncuran akun ini merupakan langkah inovatif yang digagas oleh tim mahasiswa dari Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui program asistensi mengajar dan magang, dengan Ilham Lahia sebagai koordinator utamanya. Sedangkan Guru BK, Bu Intan Ratnasari, S.Psi. berperan sebagai penanggung jawab utama dalam peluncuran dan pengelolaan akun Instagram Bimbingan dan Konseling (BK) SMK PGRI 3 Malang.
Selama ini, guru BK kerap dipersepsikan secara keliru sebagai “polisi sekolah” atau “guru killer” oleh sebagian siswa. Hal ini membuat banyak peserta didik merasa enggan atau bahkan takut saat dipanggil ke ruang BK. Padahal, guru BK memiliki peran penting sebagai konsultan yang siap membantu siswa dalam menghadapi persoalan pribadi, sosial, belajar, hingga perencanaan karier.
Melalui media sosial, khususnya Instagram yang sangat akrab dengan generasi Z dan Alpha, akun @bk.skariga hadir untuk membangun citra positif guru BK. Guru BK SMK PGRI 3 Malang, Intan Ratnasari, S.Psi., menjelaskan bahwa ide ini bermula dari pengalaman mengikuti workshop yang membahas karakteristik generasi muda. “Mereka generasi yang melek media sosial. Jadi daripada terus bertahan dengan cara lama, lebih baik kita masuk ke dunia mereka. Dengan adanya akun ini, kami ingin menyampaikan bahwa guru BK itu bukan tempat dihukum, tapi tempat untuk didengar dan dibantu,” ujar Intan.
Akun Instagram tersebut menampilkan berbagai seri konten edukatif dan interaktif, seperti CURE-HAT (Curhatan Hati) yang menjadi wadah siswa untuk menyampaikan keluh kesah, baik secara langsung maupun anonim; PAMER (Apa Kata Mereka?), yakni wawancara singkat dengan siswa, guru, atau tenaga kependidikan tentang isu BK; AWAS (Ada Wawasan) yang menyajikan konten edukatif mengenai isu-isu sosial dan remaja terkini; UTBK (Umumnya Tentang BK) sebagai penjelasan mengenai layanan, peran, dan program BK di sekolah; LAPORT, yaitu laporan kegiatan BK seperti bimbingan klasikal dan kelompok; serta BRANDING, yang berisi informasi penting terkait akun dan tujuan utamanya.
Guru wali, Aditya Sukma, S.Pd., menyambut baik inovasi ini. “Tidak semua siswa nyaman bicara langsung. Dengan akun ini, mereka bisa menyampaikan unek-unek, bahkan secara anonim. Ini jadi alternatif yang sangat baik, dan saya harap akun ini terus aktif dan berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, siswa pun merasakan manfaat langsung dari keberadaan akun @bk.skariga. Dimas Wahyu Firmansyah, siswa kelas X BPA, mengaku senang karena mendapatkan edukasi baru dari konten yang disajikan. “Saya jadi tambah wawasan, apalagi konten PAMER sama AWAS itu keren. Kalau mau curhat juga gampang, tinggal kirim story, adminnya responsif dan ramah.” Putri Aurelia dari kelas X BDPC juga mengaku mendapatkan pengetahuan tambahan hanya dengan melihat konten. “Saya merasa seperti lagi diedukasi tiap kali lihat kontennya. Banyak wawasan yang dibagikan dengan cara yang ringan dan menyenangkan.”
Tim pengelola akun ini terbagi dalam beberapa divisi seperti Divisi Kreatif, Relasi Publik, Media Sosial, dan Produksi Konten. Mereka bekerja secara kolaboratif di bawah koordinasi Ilham Lahia, yang juga memastikan kegiatan berjalan sesuai timeline sejak 7 April hingga 2 Juni 2025. Meski program asistensi dan magang telah berakhir, akun @bk.skariga tetap akan terus beroperasi sebagai bagian dari upaya jangka panjang memperkuat komunikasi antara siswa dan layanan BK di sekolah.
"Kami percaya, komunikasi yang terbuka dan pendekatan yang relevan dengan zaman akan menjadikan layanan BK bukan sekadar ruang konsultasi, tetapi ruang tumbuh bersama." – Ilham Lahia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI