"Pak Dirman siapa? Ini rumah Pak Anton," kata asisten rumah tangga itu.
Karmo mulai heran. "Apakah aku mimpi?" batinnya.
Dia kemudian ke tetangganya yang lain. Itu adalah kali pertama bertamu setelah tujuh tahun tak pernah tegur sapa secara nyata. Dan ternyata semua tetangganya sudah berganti penghuni.
Lalu Karmo telepon aku. "Pak, ini Karmo. Bapak di rumah?" katanya.
"Ya aku di rumah," jawabku singkat.
"Bisa aku ke rumah bapak," kata Karmo.
"Silakan saja pak. Tapi aku sudah pindah di luar kota," jawabku.
Karmo kelimpungan. Melalui telepon dia mulai tak bisa apa-apa lagi. Seperti hendak diterjang tsunami.
"Mengapa aku tak tahu jika bapak semua sudah pindah?" katanya padaku melalui telepon.
"Kami tak saling mengabari. Hanya sebuah kebetulan jika akhirnya antarkami tahu bahwa kami tak lagi di lingkungan. Semua takut mengganggu ketenangan masing-masing. Jadi kami pilih tak saling mengabari, termasuk tak mengabari Pak Karmo. WA grup juga sudah tak aktif. Semua sudah pergi dari lingkungan pak, sudah pindah. Maaf sekali pak. Aku tak bisa lama-lama telepon. Aku harus kerja," kataku.
Karmo bingung. Dia tak tahu harus bagaimana menyelesaikan permasalahannya. Ancaman kesusahan bergelayut di kepalanya. Â Â