Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Indonesia dan Thailand, Sama-sama Main Buruk dan Kasar

20 Mei 2022   04:25 Diperbarui: 20 Mei 2022   04:28 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia vs Thailand di Sea Games ke 31. Foto: aditya pradana putra dipublikasikan kompas.com

Kemarin bukan harinya Indonesia dan Thailand. Terlebih bukan harinya Indonesia karena kalah 0-1 di laga semifinal Sea Games 2021 itu. Jadi kalau Thailand menang ya mereka lebih beruntung saja.

Bagi saya, Indonesia dan Thailand sama-sama bermain buruk. Indonesia di babak pertama lebih sering menyerang di kanan. Seolah lapangan sepak bola hanya di kanan.

Di kiri nyaris tak ada pergerakan. Witan beberapa kali terlihat lebih ke tengah. Kemarin seperti bukan harinya Witan. Sementara, Alfeandra lebih sibuk di bawah.

Menyerang lewat tengah juga tak terlihat. Marselino malah beberapa kali terlihat ke kanan. Entahlah, mungkin dia kebingungan karena banyak orang di tengah.

Ketika bola di tengah, pemain Indonesia kesulitan mengalirkan bola karena dipressing ketat. Marc Klok juga seperti kebingungan mau memberi bola ke tengah. Dia sepertinya memang tipikal pemain yang butuh view luas untuk mengumpan. Makanya dia selalu mengirim bola ke samping karena di samping tak ada penjagaan. Sementara di tengah, banyak pemain Thailand.

Thailand mempressing Indonesia sejak di area permainan Indonesia. Ini yang menyulitkan pemain seperti Marselino untuk berkembang. Marselino adalah pemain yang butuh ruang untuk bergoyang. Dia kesulitan ketika dapat ruang sempit. Mungkin karena dia masih muda.

Lalu, apa yang bisa diharapkan dari penyerangan model seperti itu? Apa yang bisa diharapkan dari performa seperti itu? Saat babak pertama selesai, saya bicara dalam hati sendiri. Kalau Indonesia kalah ya wajar, karena mainnya tak istimewa.

Lalu, apakah Thailand hebat? Ngga juga. Omongan Polking yang bilang akan membuat strategi beda hanya omong kosong. Thailand juga main buruk.

Berapa peluang yang didapatkan Thailand? Bahkan saat dipress sedikit ketika dapat peluang di depan gawang, seorang pemain Thailand malah menendang ke angkasa.

Thailand menguasai bola sejak menit 12. Tapi mereka hanya seperti itu. Tak bisa membongkar pertahanan Indonesia. Pemain tengah mereka agak sedikit bagus karena bisa memainkan bola dari kaki ke kaki di tengah. Tapi, mereka kesulitan membongkar pertahanan Indonesia. Peluang dari bola mati pun tak bisa mengancam gawang Indonesia.

Tak ada kreativitas istimewa dari Thailand. Saat pertandingan akan selesai di waktu perpanjangan waktu, Thailand menempatkan banyak pemain di belakang, siap-siap parkir bus. Buat Polking, kalau cuma main parkir bus, itu bukan strategi berbeda. Pelatih kelas RT pun paham soal parkir bus.

Performa Thailand kemarin, jauh dibandingkan Thailand senior yang main di final AFF 2020 leg pertama. Saat itu saya mengakui Thailand dua level di atas Indonesia.

Kalau yang kemarin, ya modal beruntung saja. Sebab, Indonesia dan Thailand sama-sama main buruk.

Bukan hanya buruk, keduanya juga main kasar. Airfan Doloh berulangkali mengasari Egy. Anehnya dia tak mendapatkan kartu merah. Pemain tengah Thailand yang agak botak, juga main kasar. Indonesia juga sama saja, main kasar.

Tapi, sekalipun sama-sama main buruk dan kasar, ya sportiflah. Beri selamat ke Thailand karena mereka bisa masuk final. Kalau Indonesia gagal lagi, ya tak apa-apa. Kecewa Indonesia gagal lagi? Ya kecewa. Tapi hidup kan bukan hanya mikir sepak bola. Masih banyak hal lain yang harus dipikirkan dan dikerjakan.

Sekali lagi, selamat buat Thailand. Buat Indonesia, teruslah berjuang, masih banyak ajang lain yang memungkinkan untuk berharap lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun