protes, pemogokan, dan kekacauan di beberapa daerah, yang berpuncak pada peristiwa 18
September 1948 di Madiun. Pasukan pro-FDR merebut kota Madiun, mengumumkan
berdirinya "Republik Soviet Indonesia" (meskipun klaim ini dibantah oleh beberapa pihak
sebagai propaganda pemerintah) dan melakukan penangkapan serta pembunuhan terhadap
tokoh-tokoh yang berseberangan dengan PKI.
6
Kesimpulan
Keterlibatan Amir Sjarifuddin dalam Pemberontakan PKI 1948 tidak bisa dipisahkan dari
faktor kekecewaan politiknya setelah Renville dan jatuhnya Kabinet Amir. Rasa sakit hati
karena merasa dikhianati dan dipinggirkan, ditambah dengan kebijakan rasionalisasi militer
yang mengancam kekuatan politiknya, mendorongnya ke dalam pelukan ideologi komunis