Mohon tunggu...
Ilham Nasrullah
Ilham Nasrullah Mohon Tunggu... Penulis - Muhammad Ilham Nasrullah

vousmevoyez

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lalu, Rindu

28 Mei 2020   19:29 Diperbarui: 28 Mei 2020   19:27 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seketika awan tak lagi mampu membendung tangisnya,

Ia memilih untuk menumpahkannya pada saat-saat paling romantis; 

Ketika dua insan sedang merindu,

Lalu, rindu itu tak kunjung mereka ucap,

Karena gengsi yang sering diungkap,

Apakah kita salah ketika sekadar rindu? Bahkan lebih daripada itu?

Seusai bersepakat dengan logika, kemudian rindu terucap,

Disaat-saat paling romantis yang mereka punya,

Di kala tak ada siapapun mengganggunya, 

Tuhan sebagai saksinya, Bulan dan bintang seketika memandanginya,

Lalu, rindu itu bukan sekadar rindu,

Ia berwujud menjadi temu;

Dalam Dia, dalam do'a yang mengangkasa.

Berbahagialah,

28 Mei 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun