Mohon tunggu...
Ilham Nasrullah
Ilham Nasrullah Mohon Tunggu... Penulis - Muhammad Ilham Nasrullah

vousmevoyez

Selanjutnya

Tutup

Puisi

My Currently 1216

15 September 2018   10:56 Diperbarui: 10 Februari 2019   16:23 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat itu selalu bersamaan,  selalu disambut dengan hembusan angin petang yang di ikuti angin malamnya..  

Entah knapa seketika seakan ku terhempas pada ingatan2 masalau yang mendalam, perasaan kasih sayang mulai dari sang pendahulu2, Bunda ku,  Papah..  Kakek dan nenek. 

Kurasa,  jiwa kami terhubung..  Meski jasad tak mampu bertemu.. (lagi)  di dunia ini (kepada para pendahulu).

Dan hal ini akan terbiasa aku alami setiap saatnya,  bahkan ketika angin kedua berhembus,  yang ketigapun ikut melengkapi..  

Saling sahut menyaut. Berlomba lomba, memberikan rasa yang begitu dalamnya pada tiap ingatan.. Begitu hangat dan mesra. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun