Saat itu, saya sempat down dan stress melihat korban -- walau pura- pura -- yang menjerit kesakitan dan peralatan yang amat sederhana. Rasanya bingung mau berbuat apa sementara ada banyak kegiatan yang harus dilakukan segera. Makanya, saya selalu salut dengan tenaga medis yang berjuang saat ini terutama di ruang IGD.
Berkat para alumni, saya belajar banyak untuk tenang dan mendahulukan kondisi mana yang harus didahulukan. Namun, pelajaran utama adalah membuat kondisi korban/pasien nyaman walau kondisi sekitar sedang kacau. Itu yang amat penting karena kenyamanan pasien adalah hal utama dan sangat membantu kesembuhan mereka.
Untuk itulah kerja sama tim amat dibutuhkan. Untungnya, saat itu, saya memiliki seorang teman wanita yang tegas dan cekatan saat menjadi komandan. Kebetulan, ia juga menjadi anggota PMR saat SMP. Jadi, sudah ada sedikit pengalaman untuk memimpin rekan-rekannya.
Pengalaman lain yang benar-benar berkesan adalah saat kami menandu pasien melewati sungai yang dingin dan tebing yang curam. Saya masih ingat saat itu kami harus melewati sebuah sungai dari aliran Air Terjun Coban Rondho Malang yang amat dingin. Kaki rasanya kaku tapi kami harus tetap berjalan agar pasien segera sampai di pos kesehatan.

Padahal sebelumnya, saya termasuk siswa yang jarang berurusan dengan orang dewasa. Dengan ikut PMR, secara tidak langsung, saya pun harus cepat dan tepat menjalin berbagai kegiatan tersebut. Meski demikian, komunikasi dengan teman satu angkatan amat penting karena tidak mudah menyatukan berbagai ide untuk melakukan tugas kami.
Kegiatan lain yang cukup berkesan adalah saat kami melakukan donor darah bersama. Kebetulan, SMA saya merupakan SMA kompleks dengan 2 SMA lain. Jadi, kegiatan donor darah oleh 3 sekolah tersebut tiap tahun dilakukan dan sering mendapatkan antusiasme tinggi. Ini sangat melegakan karena seringkali ada juga perbedaan pendapat antara satu sekolah dengan sekolah lain.
Jadi, sebagai ekskul yang sering ada di sekolah, sebenarnya PMR menjadi eskul yang amat penting untuk diikuti. Sayangnya, yang saya sering temui ekskul ini jarang diminati terutama oleh siswa laki-laki. PMR pun kerap identik dengan siswa perempuan. Walau, ada banyak manfaat yang bisa diambil dari eskul ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI