Ternyata, menu andalan Sate Ratu ini tidak menggunakan bumbu kecap. Bumbu yang menjadi khas sate-sate di menu warung lain. Ada 2 varian sate ayam yang menggoda untuk dinikmati yakni Sate Ayam Merah dan Lilit Basah.
Masing-masing varian itu dihargai seporsi 23.000 rupiah. Â Selain dua varian sate itu, ada pula ceker tugel yang kesemuanya menawarkan sensasi pedas. Sayang, pada saat itu sedang tidak ada stok untuk ceker tugel.
Standar kedua, antara daging dan bumbu harus bersatu. Bersinergi sedemikian rupa hingga kunyahan terakhir. Bumbu sate harus tetap terasa dan tidak hambar. Dan, kedua jenis sate ini memenuhi dua standar tinggi yang saya patok. Daging ayamnya benar-benar daging yang utuh tanpa gajih sedikitpun.
Pun demikian dengan bumbu yang menyatu meski sensasi pedas saya rasakan cukup kuat. Aneka rempah khas terasa di lidah meski saya hanya bisa menebak buah manggis rempah apa yang digunakan Pak Budi dalam mengolah makanan khasnya.
Berbahan dasar ayam cincang dan direndam dengan bumbu khas dengan teknik maserasi khusus, sensasi daging ayam yang padat dengan kombinasi rasa yang khas seakan meliuk di lidah. Meskipun, sebenarnya jika dilihat sepintas penampakan lilit basah ini sangat kasar. Tapi, penampilan akan menipu. Daging ayamnya benar-benar empuk.
Menikmati sore itu, saya masih merasakan keguyuban K-Jog dan pemilik Sate Ratu ini berbagi pengalaman mengenai dunia kuliner. Satu hal yang menarik adalah terbukanya kesempatan lebar bagi banyak orang untuk bekerja sama dengan Sate Ratu dengan konsep sederhana.
Tak seperti waralaba lain yang memiliki aturan khusus, Pak Budi akan senang hati mengajari pihak yang akan berkeinginan membuka warung sate dengan bumbu racikannya. Pak Budi membuka seluas-luanya bagi yang ingin bekerja sama untuk menggunakan brand apapun, dengan harga berapapun, dan semua pun.
Sungguh, konsep sederhana nan kaya makna untuk berbagi warisan kuliner Nusantara. Dari sebuah warung sederhana nan bersahaja di pinggir Kota Jogja. Kiranya penghargaan "Certificate of Excellence 2017" dari Trip Advisor dan menjadi salah satu dari 22 finalis kompetisi Bango Penerus Warisan Kuliner 2018 adalah pembuktiannya.