Mohon tunggu...
Ikke NVS
Ikke NVS Mohon Tunggu... Penulis

Aktif di berbagai platform menulis online Bisa ditemui pada akun instagram @_ixxkkenvs

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persimpangan Rasa dan Rencana

29 Juni 2025   21:13 Diperbarui: 29 Juni 2025   21:13 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ibu nggak bisa menentukan, tapi Ibu tahu kadang yang terlihat aman belum tentu membawa kita dalam kedamaian. Dan yang terlihat penuh resiko, belum tentu tidak memberi kebahagiaan."

Jaya mengangguk perlahan, di benaknya kata-kata wanita yang paling dicintainya itu berputar seperti jarum kompas. Ia mulai menimbang lebih dalam, bukan hanya dari segi modal, resiko atau kegagalan tapi tentang jati diri. Apa yang sebenarnya ia cari dalam hidup ini.

Ia menulis pada buku catatan, coretan yang hanya Jaya sendiri tahu arahnya akan ke mana.

'Apakah aku ingin punya bisnis sukses? Ya. Tapi lebih daripada itu, aku ingin menjadikan bisnis ini cermin atas nilai-nilai yang kupercayai. Kejujuran, kedekatan dan ketulusan. Bisa jadi, aku mungkin akan gagal, tapi jika kegagalan itu hadir sebab mengikuti kata hat8 setidaknya aku gagal sebagai diriku sendiri.'

Suatu malam, Jaya kembali bertemu dengan Rio, duduk di kedai kopi yang ramai dan mengobrol sesantai dulu.

"Aku sudah pikirkan tawaranmu, Rio. Dan aku benar-benar menghargainya, tapi aku rasa untuk sekarang... aku ingin mencoba dulu sendiri," ucap Jaya pelan tapu mantap.

Rio terdiam sebentar, lalu mengangguk. "Aku sudah menduga kamu akan mengatakan seperti itu."

"Kenapa?" tanya Jaya, sedikit terkejut.

"Kamu selalu seperti itu sejak jaman sekolah, nggak suka jalan pintas dan sesuatu yang instan. Bahkan jika itu lebih mudah, kamu suka luka yang bisa kau pahami daripada suka yang bukan berasal dari diri sendiri."

Mereka tertawa kecil, tak ada kemarahan di wajah Rio setelah mendengar keputisan Jaya. Mereka pun berjabat tangan, denhan pelan Rio berujar. "Kalau suatu saat kamu butuh bantuanku, kamu tahu ke mana harus datang, 'kan."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun