Lelaki itu menggeleng tiga kali. "Perusahaan tidak mau membeli kucing dalam karung, sudah diterima eh ujungnya nyeleweng juga."
"Jadi, semua harus berdasar rekomendasi dan pengakuan orang lain?"
Ia mengangguk. "Jadi, katakan saja. Siapa yang memintamu mendaftar bekerja di sini?"
Aku menegakkan duduk. "Maaf, Pak. Tidak ada, saya melamar karena mendapat info dari beberapa sumber, tapi saya tidak punya kenalan yang bekerja di sini."
Lelaki itu mengangguk, beberapa pertanyaan pun kujawab dengan yakin. Ada harapan kecil dari lubuk hati, aku ingin menunjukkan bahwa pandangan yang mereka anut itu tidak selamanya benar.
"Terima kasih sudah meluangkan waktu, silahkan menunggu informasi pengumuman satu atau dua hari."
Beranjak pamit dari ruangan itu, aku menyalami dan meninggalkan senyum dengan harapan bisa sedikit melekat padanya walau sekilas.
Dua hari berlalu, aku bangun karena dikejutkan dengan suara alarm yang entah sudah beberapa kali berbunyi. Menghentikan getarannya, lamat-lamat melihat pemberitahuan pada pop up gawai. Ada surat elektronik yang masuk, kududukkan diri dengan rapal penuh harap. Membukanya sembari membaca banyak do'a, bahkan do'a makan pun tidak luput kukomat-kamitkan.
| Salam Hormat, Jayabaya
Pembuka yang membuatku membuang napas resah, ternyata semua sama butuh basa-basi sebelum menyampaikan tujuan sebenarnya.
| Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mengikuti tes di Perusahaan X