Mohon tunggu...
Julak Ikhlas
Julak Ikhlas Mohon Tunggu... Guru - Peminat Sejarah dan Fiksi

Julak Anum - Menulis adalah katarsis dari segenap sunyi. IG: https://www.instagram.com/ikhlas017 | FB: https://web.facebook.com/ikhlas.elqasr | Youtube: https://www.youtube.com/c/ikhlaselqasr

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pulasnya Rasa yang Tak Berbalas

23 Desember 2019   22:52 Diperbarui: 24 Desember 2019   01:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com

Masih di pusaran waktu, di tanah rantau berdebu. Aku menggamit beragam origami mimpi, yang tak kunjung selesai menyisis sesibir sepi. Tentang episode lepas, rindu yang terpapas. Oleh riak-riak cemburu yang seakan tanpa batas.

Kalut berserak, hasrat-hasrat melayak. Pada mata-mata bercuka yang melapisi tubuh gigil di tengah bayangan fatamorgana. Bergelut dengan repihan luka dan dinginnya embusan renjana. Tanpa pernah memahami cara terbaik untuk bermetamorfosa.

Di pusara rindu, di tanah merah berabu. Aku masih bergelut dengan rintik-rintik kenangan yang tersemai. Nyenyak di hamparan sunyi membidai. Tempat di mana malam telah mengelus sisa-sisa kantukku. Tanpa pernah ia tahu. Apa sebenarnya yang diinginkan rindu?

Lalu, aku terhanyut, larut pada hal-hal pahit yang mengoyak mimpi. Tentang makna cinta dan benci. Hingga, tak ada lagi sasana pagi, yang mengajariku bagaimana mengejar setiap pergeseran matahari. Sebab, kantukku terlampau limpas, mendekap setiap tetesan embun yang bingkas. Dari pulasnya berbagai rasa yang tak berbalas.

Angsana, 2019

Dokpri
Dokpri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun