Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ironi Kemiskinan di Tengah Disrupsi Teknologi

7 September 2022   11:07 Diperbarui: 7 September 2022   11:11 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sisi lain, ditemukan realitas bahwa komplain besar terhadap layanan BPJS Kesehatan, ternyata bukan dari kaum miskin, melainkan kelas menengah yang malas bayar iuran. Mereka lebih mengedepankan hak ketimbang kewajibannya.

Tetapi masih ada yang lebih paradoks menurut Prof. Rhenald Kasali. Ini soal bagaiman kaum superkaya memaknai arti kemiskinan.

Jika seseorang yang tak pernah hidup melarat lalu ujug-ujug bisa menjadi presiden atau wakilnya, benarkah mampu membuat program yang "meaningful" (berarti) untuk memberantas kemiskinan?

Sementara presiden kita saat ini, Joko Widodo berlatar belakang dari orang yang pernah mengalami hidup miskin, hidup di bantaran kali dan pernah menjadi tukang kayu. Tentu memiliki empati, sense of crisis yang kuat memahami arti kemiskinan sehingga sangat hati-hati dalam mengambil sebuah kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Beliaupun dalam sebuah wawancara khusus pernah menyampaikan bahwa sebuah kebijakan itu bukan persoalan populer atau tidak populer.

Kita harus memahami bahwa keputusan sulit menaikkan harga BBM subsidi sebenarnya telah ada sinyal jika kita menyimak pidato RAPBN 2023, bahwa Presiden tetap memberikan optimisme dengan menawarkan APBN yang "waspada, antisipatif dan responsif".

Waspada dalam menjawab ketidakpastian global, antisipatif dalam menjawab dinamika perkembangan global dan responsif dalam menjawab kebutuhan dasar rakyat dengan mempertimbangkan skala prioritas.

"Arsitektur APBN tahun 2023 harus mampu meredam keraguan, membangkitkan optimisme, dan mendukung pencapaian target pembangunan, namun tetap dengan kewaspadaan yang tinggi," Jokowi

Semoga bangsa Indonesia selamat melewati badai ketidakpastian ekonomi global.

https://www.kompasiana.com/iketutgunaartha2116/62fcb39fa1aeea6b91300747/optimisme-merdeka-77-tahun-republik-indonesia?page=all#section2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun