Mohon tunggu...
I Ketut Guna Artha
I Ketut Guna Artha Mohon Tunggu... Insinyur - Swasta

Orang biasa yang suka kemajuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Lockdown "Nyepi" Bali di Tahun Baru Saka dan Sebuah Kisah Sebelumnya

24 Maret 2020   11:46 Diperbarui: 13 Maret 2021   08:12 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perayaan ibadah Nyepi di Bali | Foto: KOMPAS.com/Gary Lotulung

Naskah ini selesai ditulis pada bulan Aswina tahun Saka 1287 (September--Oktober 1365 Masehi).

Pupuh 85:

1. Tangal ni cetra teka balagana mapulu rahya (130a) hem apupul, mantri mwa tanda len / gusti sahana nuniweh wadwa haji tumut, milwa mantryakuwu mwa juru buyut athawa wwa ri parapuri, astam / sa ksatriya mwa wiku haji karuhun / sakweh dwijawara.
2. Doni hman ri tan lamlama ni sabala sa ri natha rin ulah, kapwanuttajari raja kapakapa sadanken / cetra winaca, haywanambah ri tan lakwan ika manekete wastradyarana, dewaswadinya tatan purugen ika maran / swastha pura sada.

Artinya:
1. Tanggal satu bulan Caitra bala tentara berkumpul bertemu muka, Menteri, perwira, para arya dan pembantu raja semua hadir, Kepala daerah, ketua desa, para tamu dari luar kota, Begitu pula para kesatria, pendeta dan brahmana utama.
2. Maksud pertemuan agar para warga mengelakkan watak jahat, Tetapi menganut ajaran Rajakapakapa, dibaca tiap Caitra, Menghindari tabiat jahat, seperti suka mengambil milik orang, Memiliki harta benda dewa, demi keselamatan masyarakat.

Lontar Sang Hyang Aji Swamandala berdasarkan kalender Saka memuat Wariga/Ala ayuning dewasa/hari baik pelaksanaan upacara yadnya.
Menurut lontar Aji Swamandala bahwa, Tawur (upacara) Bhuta Yadnya atau Tawur Kesanga sebaiknya diadakan pada tilem bulan Caitra (Tilem Kesanga/bulan mati pada bulan kesembilan tahun Saka).

Ketentuan ini juga dikuatkan oleh Lontar Sundarigama, bahwa dunia ini akan buruk jika tidak dilakukan pembersihan.
Kemudian ada juga lontar Usana Bali, Sri Aji Jaya Kasunu, bahwa kalau acara yadnya tidak dilakukan maka raja di Bali akan kena tuwuh (keruntuhan).

Perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan/kalender Saka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi, jatuh pada bulan Maret-April tarikh Masehi dan Sasih Kadasa (bulan kesepuluh) dalam kalender Saka Bali.

Berikut nama bulan Kalender Saka India - Saka Bali - Masehi:
1) Caitra / Kadasa (Maret-April)
2) Wesakha / Jiestha (April-Mei)
3) Jyestha / Sadha (Mei-Juni)
4) Asadha / Kaso (Juni-Juli)
5) Srawana / Karo (Juli-Agustus)
6) Bhadrawada / Katiga (Agustus-September)
7) Asuji / Kapat (September-Oktober)
8) Kartika / Kalima (Oktober-Nopember)
9) Margasira / Kanem (Nopember-Desember)
10) Posya / Kapitu (Desember-Januari)
11) Magha / Kawolu (Januari-Pebruari)
12) Phalguna / Kasanga (Pebruari-Maret)

Sistem penanggalan Kalender Saka Bali telah diadaptasi dari Kalender Saka India ditambah kalender Tika, kalender tradisional Bali yang bersifat non-astronomik, disusun berdasarkan wewaran, wuku, penanggal panglong, sasih, dan dauh.

Jika pengelompokan hari pada kalender internasional adalah per minggu yang berjumlah tujuh hari, yakni Senin--Minggu, maka kalender Bali memiliki sepuluh pengelompokan siklus hari per minggu.

Kalender Saka Bali juga memiliki 30 wuku. Masing-masing wuku itu berumur 7 hari. Berdasarkan perhitungan ini maka setiap hari untuk wuku yang sama akan berulang setiap 210 hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun