Begitulah hati ini, telah berubah sekarang,
Tak lagi ada sepi merindu yang menggerogoti ruang.
Yang tersisa hanyalah diam namun riuh,
Gelombang tanpa suara, bergemuruh di dalam kalbu.
Tak ada lagi tangis sepi yang singgah,
Saat mata terpejam membayangkan wajahmu yang dulu indah.
Kini gambaran itu pudar, tak lagi menarik,
Hanya kenangan yang layu, melebur tanpa arti.
Walau sulit, namun kutegaskan kepada hati,
"Cukup, hentikan! Jangan lagi kau biarkan luka ini berdiri."
Sebab rindu yang membara kini merambat beku,
Tak lagi hangat, tak lagi mampu menyulut nyala itu.
Aku tak boleh terjebak pada perasaan yang menyiksa,
Yang merampas bahagia, memutuskan rasa.
Lebih baik kulepas semua yang membelenggu,
Agar hatiku bebas, menari kembali di ruang yang baru.
Namun doa kecil kutitipkan pada tekad yang kupeluk,
Semoga ia bertahan kuat, tak mudah goyah terbujuk.
Sebab hati ini rapuh bila kau tiba-tiba menyapa,
Dengan lirih suara, "Aku di sini... sungguh merindumu."
Ah... kau membuat duniaku kembali ringkih,
Lemah tanpa daya, rebah di hadapanmu yang tak lagi kupilih.
Dan di situlah aku harus berdiri teguh,
Bahwa cinta tak selalu berarti harus luluh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI