Masalah pun semakin menumpuk ketika sang menantu melahirkan anak pertamanya. Jeng .. jeng... jeng...
Apa yang terjadi? Bisa ditebak ibunya pun harus meng-cover semua biaya dari lahiran sampai tetek bengek lainnya. Â Dan selanjutnya? Sang ibu itu pun curhat misuh-misuh di hadapan saya. Â Yawalah, apa salah hamba sampe harus mendengar curhatan yang bikin emosi jiwa gara-gara duo bucin yang ngebet nikah tapi gak mikir konsekuensinya. Â
Kasus menikah muda lumayan banyak di daerah sekitar saya dengan berbagai varian masalahnya. Tak ayal, gedung pengadilan agama selalu penuh sesak oleh pasangan-pasangan muda yang ingin bercerai. Â
Pertinyiinnyi, kenapa sih banyak remaja kinyis-kinyis yang ngebet banget menikah walau belum mampu secara finansial maupun mental?
Alasan pertama karena romantis, Â rokok makan gratis keleeeuusss. Â Banyak orang menggilai keromatisan apalagi bila didukung senja atau rintik hujan, eh. Â Iyak, romantis bisa serumah berdua tanpa ditemani syaitonirrojim. Melakukan semua hal berdua, pokoknya hanya berdua, sisanya sapi semua.
Hal-hal indah pun muncul di pelupuk mata, Â jauh dari dosa karena hubungan kasih sudah halal dan punya anak-anak yang lucu setelahnya. Â Pokoknya memiliki keluarga bahagia bagai keluarganya ughtea Mega.
Mereka gak kebayang bila setelah berumah tangga ada banyak hal yang harus dilalui.
Selain masalah ekonomi. Masalah lain pun akan gercep mendekati seperti konflik dengan pasangan, keluarga, bahkan tetangga. Â Belum lagi masalah kebosanan, pengasuhan dan biaya sekolah anak, serta tentu saja pekerjaan. Â Ribet kan? Â Mikirin diri sendiri aja masih ruwet.
Pertanyaan selanjutnya adalah, apa gak punya cita-cita ingin meneruskan sekolah yang lebih tinggi kek, Â mencari pekerjaan yang mapan atau sekedar menseriusi hobi sampai menggapai prestasi? Bagaimana dengan membahagiakan orang tua? Lha ini alih-alih membahagiakan malah jatuhnya menyengsarakan.
Bila sekiranya orang tuanya sultan sih gak masalah walaupun gak dibenarkan juga sih karena urusannya bukan hanya harta. Â Lha kalo pas-pasan? Ya bikin masalah di atas masalah itu mah.
Jadi ya para pemuda-pemudi harapan bangsa, menikah muda silakan saja tapi harus memikirkan hal-hal yang mengikutinya. Â Jangan membayangkan yang indah-indahnya saja, bagian buruknya pun harus ikut dipikirkan, diresapi, dan diselami karena sejatinya hidup berumah tangga itu gak hanya untuk ena-ena semata.
Selagi usia masih muda, sibukan lah diri sambil menyusun bekal masa depan yang menanti. Namun bila sudah kebelet ingin menikah tapi ekonomi pas-pasan, Â tunda dulu memiliki momongan. Â