Mohon tunggu...
Ika Maya Susanti
Ika Maya Susanti Mohon Tunggu... Penulis lepas dan pemilik blog https://www.blogimsusanti.com

Lulusan Pendidikan Ekonomi. Pernah menjadi reporter, dosen, dan guru untuk tingkat PAUD, SD, dan SMA. Saat ini menekuni dunia kepenulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Rajin dan Jujur, Akankah di Abad 21 Harus Tergusur?

27 September 2025   22:09 Diperbarui: 27 September 2025   22:09 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: hasil tangkap layar kompas dot com

Saat ini, masih banyak orang yang menganggap pendidikan bermutu itu bisa didapat dari sekolah yang mencetak anak-anak berprestasi. Anak sekolah dengan harapan kelak bisa jago matematika atau sains, bisa menguasai teknologi, bisa punya banyak piala dan penghargaan dari prestasi ini itu. 

Alhasil, banyak yang lalu fokus pada hasil namun kurang memikirkan bagaimana kualitas proses anak dalam belajar. Anak-anak tidak diajari dan dibiasakan dengan nilai-nilai usaha dan ketekunan, serta kejujuran. Selain itu, sistem pendidikan yang diharapkan meningkatkan kemampuan kognitif anak, malah mengabaikan sistem pengapresiasian bagi mereka yang sudah bagus dalam berproses. 

Akhirnya yang terjadi, sering saya tahu berita kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ujian. Caranya bermacam-macam, termasuk penggunaan teknologi canggih.

Sumber: hasil tangkap layar kompas dot com
Sumber: hasil tangkap layar kompas dot com

Cukup disayangkan melihat fenomena tersebut. Kalau menurut saya, anak-anak curang ini sebetulnya anak yang panjang akal. Cerdas! Juga menguasai teknologi canggih. 

Sayangnya, kecerdasannya malah digunakan untuk mengakali orang lain. Hingga saya pun berpikir, andai saja mereka menggunakan kecerdasannya untuk benar-benar berusaha menyiapkan diri saat ujian, kemungkinkan besar toh mereka akan lolos. Namun mereka justru memilih jalan pintas. Yang ada dalam benar mereka hanyalah tujuan lulus dan lolos saat ujian. 

Dengan minimnya pihak sekolah menekankan nilai integritas pada siswa dalam proses belaja mengajar, pada akhirnya membuat pendidikan bermutu untuk semua yang akhir-akhir ini digaungkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, justru mencetak manusia-manusia yang siap hadapi tantangan abad 21, namun dengan kualitas integritas yang rendah.

Manusia-manusia ini memang memiliki kecerdasan kognitif yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, menguasai teknologi, namun mereka juga berani curang demi keuntungan diri mereka sendiri. Mereka tidak peduli, ada orang lain yang terengut haknya akibat ulah keegoisan mereka yang berani melakukan kecurangan.

Mempersiapkan Murid dengan Nilai Integritas untuk Siap Hadapi Tantangan Abad 21

Dari kasus yang diceritakan teman saya tersebut, saya pun berharap, pihak sekolah yang menjadi lingkungan ke dua setelah rumah bagi anak, bisa turut menjaga dan membudayakan nilai integritas atau budaya baik pada anak.

Beberapa nilai integritas itu antara lain kejujuran, tanggung jawab, berani mengungkap kebenaran, peduli terhadap sesama, serta berusaha atau bersungguh-sungguh dalam belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun