kau sakit tanpa kuperdulikan.
Dan saat tubuhmu dibungkus kafan,
aku hanya bisa menangis...
menangis karena kehadiranku datang terlambat.
Dulu, aku merasa segalanya bisa kutunda,
pelukmu, tatapmu, nasihatmu
kini semua tinggal kenangan yang pahit,
tergurat di setiap sudut rumah yang sunyi.
Ibu, maaf karena tak mengusap punggungmu saat lelah.
Ayah, maaf karena tak mendengar rintih lemahmu di malam gelisah.
Kini doa menjadi satu-satunya jembatan,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!