Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Communicating Life

PNS yang percaya bahwa literasi bukan cuma soal bisa baca, tapi soal mau paham. Kadang menulis serius, kadang agak nyeleneh. Yang penting: ada insight, disampaikan dengan cara yang asik, dan selalu dari kacamata ilmu komunikasi—karena di situlah saya belajar dan bekerja. Seperti kata pepatah (yang mungkin baru saja ditemukan): kalau hidup sudah terlalu birokratis, tulisan harus tetap punya nyawa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

RPJMD: Peta Janji yang Tak Boleh Dibiarkan Tersimpan di Lemari

1 Oktober 2025   09:08 Diperbarui: 1 Oktober 2025   09:19 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Setiap daerah punya mimpi, namun tidak semua punya peta untuk mencapainya.
Banten punya. Namanya RPJMD 2025--2029, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
Dokumen ini bukan sekadar tumpukan kertas hasil musyawarah teknokrat, tapi cermin tentang siapa kita hari ini dan ke mana kita ingin pergi esok.

Sayangnya, dalam keseharian, peta ini sering tak tersentuh. Ia diam di rak arsip, sementara kebijakan berjalan di lorong masing-masing.
Padahal, RPJMD itu bukan dokumen di lemari.

"RPJMD adalah janji kita pada diri sendiri."

Janji bahwa kita ingin membangun Banten yang maju, adil merata, dan tidak korupsi.
Janji bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh hanya dinikmati di utara.
Janji bahwa setiap anak di selatan berhak atas pendidikan yang sama baiknya dengan anak di kota.
Dan janji bahwa pembangunan tidak boleh menebus masa depan lingkungan.

Isu-isu Besar yang Menjadi Titik Berangkat

RPJMD Banten 2025--2029 dibangun di atas lima isu strategis utama.
Setiap isu bukan sekadar masalah, tapi alasan kenapa kita harus bergerak sekarang:

  1. Tata Kelola & Integritas Publik --- karena tanpa kejujuran, semua rencana hanya akan jadi sandiwara.
  2. Ekonomi & Daya Saing --- sebab pertumbuhan yang hanya terjadi di utara akan memperlebar jurang di selatan.
  3. Kualitas SDM --- karena Banten tak akan maju kalau manusianya tak tumbuh bersama.
  4. Pemerataan Wilayah & Infrastruktur Dasar --- sebab keadilan bukan hanya soal niat, tapi soal akses jalan, air bersih, dan peluang.
  5. Lingkungan & Ketangguhan Iklim --- karena bumi yang rusak tak bisa lagi menampung cita-cita.

Kelima isu ini adalah akar dari seluruh kebijakan. Ia seperti luka-luka lama yang butuh dijahit dengan kebijakan baru, agar pertumbuhan tidak melahirkan kesenjangan baru.

Dari Isu ke Aksi: Program Unggulan yang Menjadi Janji Nyata

Dari lima isu strategis itu, lahirlah sebelas program unggulan.
Setiap program adalah potongan janji, yang jika dijalankan bersama, bisa menjahit masa depan Banten yang lebih kuat.

Ada Banten Satu Data, Satu Layanan, Satu Kinerja, yang ingin memastikan seluruh informasi pembangunan tidak lagi terpecah di banyak meja.
Ada Banten Naik Kelas, untuk mengangkat UMKM agar tak lagi hidup di pinggir jalan pertumbuhan.
Ada Banten Cerdas dan Banten Sehat, karena kemajuan tidak hanya diukur dari gedung tinggi, tapi dari pikiran dan tubuh warganya.
Ada Banten Terkoneksi, agar jarak antara utara dan selatan bukan lagi pemisah kesejahteraan.
Dan ada Zero Waste Movement, yang mengingatkan kita bahwa bumi ini bukan warisan, melainkan titipan.

Setiap program membawa misi lintas sektor. Tidak ada OPD yang boleh berjalan sendiri.
Tapi kenyataannya, terlalu sering yang terjadi adalah sebaliknya: masing-masing lembaga sibuk menunaikan kegiatan, bukan mengejar dampak.

Padahal RPJMD tidak bicara tentang berapa banyak proyek yang selesai, tapi seberapa besar hidup warga berubah.

Arah Tematik: Lima Jalur Menuju Banten 2029

RPJMD Banten 2025--2029 disusun dalam lima tema strategis, yang menjadi kompas perjalanan:

  1. Pemerintahan Berintegritas & Bebas Korupsi --- agar kepercayaan menjadi modal utama pembangunan.
  2. Transformasi Ekonomi Inklusif --- agar pertumbuhan dirasakan dari pesisir utara hingga perbukitan selatan.
  3. SDM Unggul & Produktif --- karena masa depan ditulis oleh manusia yang terdidik, sehat, dan berdaya.
  4. Pemerataan Wilayah & Infrastruktur Berkualitas --- karena jalan yang baik bukan hanya aspal, tapi simbol keterhubungan harapan.
  5. Banten Hijau & Tangguh --- agar kemajuan tak menghancurkan daya dukung bumi.

Kelima tema ini membentuk wajah Banten 2029 yang kita cita-citakan: bersih, cerdas, terhubung, tangguh, dan adil merata.

Tapi ingat, dokumen seindah apa pun tak akan berarti jika hanya dibaca saat pelantikan dan dilupakan saat rapat anggaran.
RPJMD baru hidup jika masyarakat ikut membaca dan mengawal.

Kenapa Masyarakat Harus Ikut Melototin RPJMD?

Karena pemerintah yang sungguh-sungguh, tak takut dilihat.
Justru mengajak rakyat untuk memeriksa:
Apakah target-target itu tercapai?
Apakah janji yang ditulis lima tahun lalu masih diingat hari ini?

Transparansi adalah bentuk kejujuran; dan kejujuran adalah bentuk tertinggi dari pelayanan.

Bayangkan jika publik tahu bahwa target penurunan pengangguran adalah 6,39%.
Atau bahwa Banten berjanji menekan ketimpangan wilayah (Williamson Index 0,693).
Atau bahwa indeks lingkungan (IKLH) akan ditingkatkan sampai 67,93.

Kalau masyarakat tahu angka-angka itu, mereka tak hanya jadi penonton, namun penjaga arah.
Mereka bisa bertanya, bisa menagih, bisa membantu.

"Kalau masyarakat tahu arah, mereka bisa bantu memastikan kita tiba di tujuan."

Menjadikan RPJMD sebagai Gerakan Sosial

Sekarang bayangkan, jika RPJMD bukan lagi dokumen yang sunyi.
Bayangkan kalau ia dihidupkan lewat cerita.
Tentang anak muda Lebak yang bisa kuliah karena Banten Cerdas,
tentang UMKM Pandeglang yang naik kelas lewat digitalisasi,
tentang nelayan di pesisir barat yang kini punya akses pasar berkat konektivitas baru.

Begitulah seharusnya RPJMD dibaca: dengan rasa, bukan hanya dengan angka.

Maka, mari kita mulai kebiasaan baru: membaca peta arah daerah kita.
Karena jika kita tahu arah, kita bisa ikut menentukan jalan.


Janji yang Harus Dijaga

Banten sedang berada di persimpangan:
antara menjadi daerah yang berlari cepat, atau berjalan di tempat.
RPJMD adalah kompasnya. Tapi kompas tak berguna tanpa mata yang melihat arah.

Masyarakat harus ikut mengawal, bukan karena tak percaya pada pemerintah,
tapi karena kepercayaan sejati lahir dari keterbukaan dan partisipasi.

RPJMD bukan dokumen di lemari. Ia janji yang harus dijaga bersama.

Pemerintah yang sungguh-sungguh, tak takut dilihat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun