Mohon tunggu...
Iffat Mochtar
Iffat Mochtar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profesional - Wiraswasta

Country Manager di sebuah Perusahaan Swasta Asing yang bergerak di sektor Pertambangan. Berdomisili di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur. Memiliki banyak ketertarikan di bidang marketing, traveling, kuliner, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

12 Pelajaran Hidup yang Tidak Anda Temukan dalam Kamus Kehidupan

27 April 2021   08:00 Diperbarui: 3 Mei 2021   05:48 1419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Mengenai Pelajaran Hidup | Sumber www.boredpanda.com

Mengawali tulisan ini, saya ingin mengutip sebuah berita yang sempat viral di media sosial maupun media online dalam beberapa hari terakhir ini mengenai salinan lunak (softcopy) naskah sebuah buku yang rencananya akan diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berjudul "Kamus Sejarah Indonesia".

Menurut Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, naskah buku ini sebenarnya sudah mulai disusun sejak tahun 2017 dan masih perlu adanya penyempurnaan. Tetapi entah mengapa setelah 4 tahun berlalu, buku ini masih belum diterbitkan dan tiba-tiba bocor tersebar ke masyarakat melalui media sosial maupun berita online dan berakhir kepada kehebohan.

Dengan tersebarnya naskah buku yang di dalamnya memuat daftar nama orang-orang yang telah berjasa terhadap bangsa dan negara Indonesia ini, yang dimulai dari sejarah pergerakan kemerdekaan hingga setelah Indonesia merdeka, akhirnya memantik polemik pro dan kontra di kalangan masyarakat terhadap isi naskah buku tersebut.

Polemik ini timbul dikarenakan adanya beberapa tokoh besar yang telah berjasa terhadap republik ini "tidak ditemukan" di dalam buku sejarah tersebut seperti misalnya, KH. Hasyim Asy'ari, KH. Abdurahman Wahid atau dikenal dengan Gu Dur bahkan Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno dan Drs. Mohamad Hatta dan beberapa tokoh penting lainnya. 

Ironisnya, beberapa tokoh yang dikenal cukup kontroversial selama ini, termasuk di dalamnya tokoh yang terlibat di dalam jaringan terorisme di Indonesia, mendapat tempat yang terhormat di dalam naskah buku "Kamus Sejarah Indonesia" ini. 

Tidak diungkapkan apa alasan di balik itu semua sehingga tidak dicantumkannya tokoh-tokoh yang sangat berpengaruh tersebut. Ada yang menganggap ini ada unsur kesengajaan untuk menutup-nutupi jasa para tokoh pendiri bangsa dengan tujuan untuk sengaja mengaburkan sejarah Indonesia, namun ada juga yang menganggap ini hanyalah sebuah kelalaian biasa.

Terlepas dari itu semua, sebenarnya di tulisan ini, saya tidak mau terlibat terlalu jauh mengupas polemik yang sedang terjadi tersebut, karena saya pikir nantinya akan lebih memperkeruh keadaan. Dan juga menurut saya tidak terlalu penting juga untuk dikupas lebih jauh.

Tapi mengapa saya mengaitkan berita mengenai polemik "Kamus Sejarah Indonesia" dengan tulisan saya ini? Hal tersebut dikarenakan adanya kesamaan frasa yaitu sama-sama menggunakan kata "kamus" dan hal-hal penting yang "tidak ditemukan" di dalamnya. Di tulisan berikut ini saya ingin membahas mengenai "Kamus Kehidupan"

Foto Sampul Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I | Sumber asumsi.co
Foto Sampul Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I | Sumber asumsi.co

Kamus Kehidupan atau The Dictionary of Life biasanya hanya sekedar dipahami melalui kata-kata mutiara saja dan dimaknai hanya sebagai kalimat bijak yang memotivasi orang untuk melakukan hal-hal yang baik.

Di dalam kamus kehidupan biasanya memuat kata-kata "klise" yang bersifat rutinitas dari kegiatan kita sehari-hari seperti ucapan selamat, permohonan maaf, ucapan terima kasih, harap bersabar, bersikap santun dan lain sebagainya yang sering dilontarkan oleh orang tua kita kepada anak-anaknya atau guru kita kepada murid-muridnya.  

Bukan berarti hal-hal tersebut tidak penting bahkan menurut saya masih sangat relevan dan sangat penting tetapi kita perlu meningkatkannya dengan tindakan yang lebih "extraordinary" agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Karena untuk memenangi sebuah persaingan di dalam kehidupan modern saat ini membutuhkan suatu kelebihan atau hal-hal yang lebih menonjol dibandingkan dengan orang-orang yang pada umumnya biasa-biasa saja

Bahkan di dalam praktek kehidupan nyata saat ini orang-orang yang selalu berpikir "out of the box" lah yang menjadi pemenangnya karena orang lain belum tentu bisa melakukannya, seperti apa yang dilakukan oleh seorang bernama Bob Sadino misalnya.

Saya pernah membaca kisah hidup Bob Sadino yang pada awal dia mulai merintis bisnisnya sebagai penjual telur ayam. Ia pernah menjual telur yang ternyata di dalamnya ada 2 telur yang busuk sehingga kemudian dia dikomplain oleh si pembelinya. Bob Sadino segera meminta maaf dan menggantikan 2 telur busuk tersebut dengan 20 telur yang bagus. Tentu saja pembelinya merasa sangat senang dan kemudian menceritakannya kepada teman-temannya yang lain, yang tanpa disadari, si pembeli tersebut telah mempromosikan produk yang dijual oleh Bob Sadino dan nama Bob Sadino pun kemudian menjadi semakin terkenal khususnya di seputaran tempat tinggal si pembeli tersebut. Dan seperti yang kita ketahui bisnis beliau kemudian berkembang pesat menjadi sebuah Supermarket besar di Kemang, Jakarta Selatan.

Salah Satu Ungkapan Bob Sadino yang Terkenal | Sumber www.hipwee.com
Salah Satu Ungkapan Bob Sadino yang Terkenal | Sumber www.hipwee.com
Berikut ini beberapa pelajaran hidup yang perlu kita lakukan jika kita ingin merubah keadaan kita menjadi pribadi yang lebih baik bahkan meraih kesuksesan, khususnya di lingkungan kita yang terkecil misalnya di tempat kerja atau pun bisnis yang sedang kita geluti saat ini.  

1. Mengerjakan Sesuatu yang Tidak Kita Sukai.

Di dalam hidup ini ada hal-hal yang kita sukai dan banyak pula hal-hal yang tidak kita sukai untuk dikerjakan. Tapi apakah kita hanya mengerjakan hal-hal yang kita sukai saja, sementara hal-hal yang tidak disukai tidak perlu dikerjakan?

Maunya seperti itu. Tetapi kadangkala hal-hal yang tadinya tidak kita sukai tersebut malahan itulah yang akan membawa keuntungan yang lebih besar daripada hal-hal yang kita sukai. Apalagi jika kesukaan kita tersebut akan menimbulkan persaingan ketat dengan pihak lain sehingga pangsa pasar terbagi dan porsi keuntungannya pun akan terbagi pula bahkan bisa juga berakibat pada kerugian.

Sebagai contoh, kita hanya menyukai bidang-bidang yang berhubungan dengan komputer sehingga mengambil kuliah di Jurusan IT. Ternyata banyak juga orang-orang memiliki kesamaan kesukaan dengan kita sehingga banyak sekali nantinya sarjana-sarjana IT yang bersaing di dunia kerja. Padahal di setiap perusahaan hanya membutuhkan beberapa orang IT saja. Nah, inilah yang akan menjadi masalah, bisa jadi nantinya akan banyak sarjana IT yang tidak terserap semuanya di dunia kerja yang pada akhirnya akan menganggur atau bahkan kalaupun diterima bekerja, perusahaan akan menawarkan gaji yang tidak terlalu besar. Akhirnya hukum "supply and demand" berlaku.

2. Peluang dan Kesempatan Timbul karena Kita Sendirilah yang Menciptakannya

Kebanyakan orang akan selalu berpikir jika sebuah peluang dan kesempatan akan muncul tiba-tiba dan akan menghampiri kepada orang-orang yang beruntung. Ada yang mengibaratkannya sebagai mendapat hoki. Tapi banyak yang tidak memahaminya jika sebenarnya peluang dan kesempatan itu adalah hasil dari usaha kita sendiri. Lho koq bisa?

Masing-masing orang memiliki peluang dan kesempatan yang berbeda-beda. Ada yang menganggap kondisi saat krisis adalah sebuah peluang dan kesempatan baginya untuk berkembang atau memulai usaha baru. Tetapi banyak pula orang yang beranggapan bahwa situasi krisis bukanlah waktu yang tepat untuk memulai usaha baru atau bukan merupakan sebuah peluang baginya.

Kembali lagi, semua itu tergantung kepada pengetahuan dan kesiapan seseorang dalam menyikapi berbagai macam situasi yang dihadapinya.

Sebagai contoh, pada saat krisis biasanya harga-harga saham di bursa efek nilainya sangat rendah sehingga memberikan peluang untuk kita berinvestasi. Peluang ini hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memahami seperti apa cara kerja saham dan juga dia memiliki kemampuan finansial yang memadai untuk membeli saham tersebut. Pengetahuan mengenai saham sebenarnya bisa dipelajari dan untuk pendanaannya pun juga bisa dialokasikan dari uang tabungan.

Tetapi bagi orang-orang yang tidak mengerti mengenai saham dan juga memiliki keterbatasan dana maka mereka tidak melihat itu sebagai sebuah peluang investasi. Kalau pun mereka memiliki dana yang cukup maka kemungkinan mereka juga tidak punya keberanian untuk berinvestasi di pasar modal.

Jadi peluang dan kesempatan itu timbul apabila kita sudah memiliki persiapan lebih awal dibandingkan orang lain, baik dari sisi pengetahuan maupun kemampuan finansial. Sehingga jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang kita harapkan maka kita sendirilah yang menciptakannya mulai dari persiapan belajar hingga kepada tindakan atau langkah-langkah untuk menggapai peluang dan kesempatan tersebut. Jika kita tidak siap, sebaik apa pun peluang yang ada di depan mata kita, maka dipastikan kita tidak akan pernah melihatnya.

3. Bertindak Sebelum Mendapatkan Sesuatu yang Diharapkan

Banyak orang selalu mengatakan berikanlah kesempatan itu dulu kepadanya maka kemudian ia akan menunjukkan segala kemampuannya untuk memenuhi apa yang diharapkan.

Tapi sebenarnya apa yang ia katakan tersebut bukan merupakan suatu jaminan atau boleh dibilang hanya semacam gambling saja. Karena jika kesempatan itu sudah ia raih maka kemungkinan dia tidak akan melakukan apa-apa.

Sebagai contoh, Perusahaan membuka cabang baru di sebuah kota dan membutuhkan seseorang untuk mengisi jabatan sebagai Kepala Cabang. Maka peluang untuk posisi tersebut terbuka bagi karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan itu atau jika tidak ada, maka perusahaan akan mencari kandidat lain dari luar perusahaan.

Tentu saja banyak karyawan yang berharap agar dia bisa ditunjuk oleh perusahaan untuk mengisi posisi yang kosong tersebut. Perusahaan pertama-tama pasti akan melihat karyawannya terlebih dahulu apakah ada yang memiliki kapasitas untuk menduduki posisi tersebut. Pasti yang akan dicari adalah orang yang sudah siap, baik dari sisi pengetahuan manajerial, pengetahuan produk, attitude bagus, dan memiliki relationship yang baik.

Tidak mungkin Pimpinan Perusahaan tersebut hanya sekedar mencoba-coba menempatkan orang yang belum diketahui kemampuannya untuk menduduki posisi yang sangat strategis tersebut. Jika salah memilih orang maka perusahaan akan menderita kerugian.

Jadi apabila kita menginginkan sesuatu yang diharapkan, apakah itu karier bagi karyawan misalnya atau bisnis yang lebih baik bagi kalangan pengusaha, maka pertama yang harus dilakukan adalah mulailah melakukan tindakan yang benar sesuai dengan apa yang diharapkan.

Janganlah berharap muluk-muluk, "berikan aku kesempatan maka akan kutunjukkan kemampuanku", itu tidak akan pernah terjadi, jangan banyak bermimpi.  

4. Jangan Berharap Terlalu Banyak Kepada Orang Lain

Ada sebagian orang menganggap jika hidup di dunia ini terlalu kejam baginya, mungkin orang-orang tersebut merasa keberuntungan tidak berpihak kepadanya. Tapi kenyataannya memang demikian jika kita tidak mau berusaha lebih giat dan hanya berharap kepada kebaikan dan kemurahan hati orang lain.

Menyandarkan harapan kepada orang lain adalah suatu tindakan yang bodoh, karena orang lain tidak akan memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan kita. Waktunya banyak tersita untuk memikirkan permasalahan yang dia hadapi sendiri, kalau pun sempat memikirkan diri kita mungkin itu hanya sekilas saja.

Orang yang bijak tahu apa yang ia inginkan dan juga tahu bagaimana cara untuk mewujudkan keinginannya tersebut. Mungkin perlu bantuan orang lain untuk mewujudkannya, namun tidak menyerahkannya begitu saja. Jika itu diperlukan maka dia akan berusaha bagaimana melibatkan orang lain untuk membantunya. Tapi dia tidak akan berputus asa begitu saja jika orang yang diharapkan tersebut tidak membantunya dan dia akan terus mancari cara lain agar keinginannya terwujud.

5. Harus Disadari Tidak Semua Orang Menyukai Perbuatan Baik Kita

Di dunia ini selalu ada kelompok pro dan kontra. Sebaik apa pun yang kita lakukan pasti bagi sebagian orang akan menganggapnya itu tidak baik. Demikian juga seburuk apa pun yang dilakukan oleh orang lain pasti ada juga yang menganggapnya itu baik baginya. Jadi hal ini tidak perlu untuk diperdebatkan, anggap saja itu sesuatu hal yang biasa saja.

Namun banyak orang yang tidak menyadari situasi semacam itu, sehingga banyak yang akan merasa kecewa, frustrasi, benci, saling memusuhi dan banyak lagi hal-hal negatif lainnya yang bisa muncul karena kurangnya pemahaman tentang sikap pro dan kontra tersebut.

Sikap pro dan kontra timbul karena adanya persepsi yang berbeda atas kepentingan masing-masing. Untuk mengatakan tindakan itu benar atau salah tergantung kepada konsensus masing-masing kelompok. Dan setiap kelompok memiliki kepentingan kelompoknya sendiri-sendiri. Walaupun ada hal-hal yang bersifat norma universal dan disepakati secara bersama-sama.

Jadi kita harus tahu saat ini kita berada di kelompok yang mana dan apakah tindakan yang kita lakukan itu adalah tindakan yang benar bagi kelompok kita atau apakah juga dibenarkan secara norma-norma yang bersifat universal? Jika itu benar, maka lakukan saja dan jangan hiraukan jika ada anjing yang menggonggong.

Sebagai contoh, di saat krisis banyak masyarakat kecil yang terdampak secara ekonomi sehingga perlu mendapatkan bantuan. Karena memiliki kemampuan lebih, mungkin Anda terketuk hatinya untuk membantu memberikan paket sembako kepada mereka-mereka yang membutuhkannya. Tentu saja ini merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dan sangat dianjurkan oleh siapa pun. Tetapi ada sekelompok orang yang tidak menyukai hal tersebut, karena Anda dianggap hanya pamer kekayaan dan mencari perhatian orang atau barangkali mereka akan beranggapan bahwa Anda memiliki tujuan untuk memanfaatkan orang-orang miskin tersebut misalnya untuk mendapatkan suara pada saat pemilihan anggota dewan dan sebagainya.

Jadi tidak semua perbuatan baik itu akan selalu dianggap baik bagi sebagian orang. Abaikan saja!

6. Memahami Orang Lain Jauh Lebih Mudah Daripada Berharap Orang Lain Memahami Kita

Kadangkala kita berharap orang lain bisa mengerti dengan kondisi kita saat ini sementara kita sendiri sering lupa untuk mengerti orang lain. Kondisi seperti ini seringkali terjadi hingga menimbulkan kesalahpahaman yang berujung kepada perselisihan.

Namun sebenarnya memahami orang lain jauh lebih mudah asalkan kita memiliki rasa empati dan kepedulian yang tinggi. Orang-orang yang berjiwa besar selalu menempatkan dirinya untuk selalu peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Bukan sebaliknya, berharap agar orang lain memahaminya.

Orang yang bisa memahami orang lain dengan sendirinya akan selalu disukai oleh banyak orang walaupun tanpa ia harapkan.

Jadi berhentilah untuk mengharapkan orang lain memahami kita sebelum kita memahami orang lain terlebih dahulu.

7. Beradaptasi Cepat dengan Lingkungan

Salah satu pekerjaan yang tidak mudah dilakukan adalah beradaptasi cepat dengan lingkungan. Mengapa tidak mudah? Karena kita bukan bunglon yang begitu cepat berubah warna pada saat hinggap di suatu tempat mengikuti warna yang dihinggapi. Namun jika itu bisa kita lakukan dengan baik maka akan lebih mudah bagi kita untuk mewujudkan sesuatu yang kita inginkan.

Orang lain akan merasa senang menerima kehadiran kita di lingkungannya karena bisa menyatu dengan mereka. Apalagi Anda termasuk orang yang luwes, mudah bergaul dan ringan tangan, orang-orang akan merasa lebih nyaman.

Kenyamanan yang sudah Anda ciptakan tersebut akan membawa keberuntungan bagi Anda karena ide-ide yang ingin Anda sampaikan di lingkungan tersebut akan lebih mudah untuk diterima dan didukung.

Dukungan sangat dibutuhkan untuk kesuksesan Anda baik di perusahaan di tempat Anda bekerja ataupun di bisnis yang Anda jalankan saat ini. Di era modern saat ini kecepatan jaringan yang kita bangun mulai dari lingkungan terkecil hingga berkembang pesat melalui jaringan digital akan memberikan dampak yang sangat signifikan bagi perkembangan bisnis kita ke depan.

Sebagai contoh, jika Anda membuka usaha katering di suatu kota, orang-orang yang pertama sekali yang ingin Anda kenalkan dengan usaha katering Anda tersebut adalah orang-orang yang berada di lingkungan terdekat Anda dulu. Jika lingkungan Anda mendukung maka dengan mudah orang-orang yang berada di lingkungan Anda tersebut juga ikut mempromosikan usaha Anda tersebut. Sama halnya dengan kisah Bob Sadino yang menggantikan 2 telur busuk dengan 20 telur bagus kepada pelanggannya seperti yang saya ceritakan di awal tulisan ini.

8. Dalam Hidup Terkadang Kita Harus Pandai untuk Berkamuflase.

Seringkali kata "kamuflase" dikonotasikan kepada hal-hal yang negatif. Kata "kamuflase" sendiri berarti "menyamar". Biasanya kemampuan berkamuflase ini banyak dimiliki oleh hewan-hewan seperti bunglon yang bisa berubah warna begitu cepat, harimau dan ular dengan belang-belang dikulitnya, gurita, kuda laut dan banyak lagi hewan-hewan lainnya yang bisa berkamuflase dengan cepat.

Tujuan hewan-hewan tersebut berkamuflase adalah untuk menyamarkan diri mereka agar tidak terlihat oleh hewan pemangsa lainnya atau hewan pemangsa itu sendiri yang berkamuflase untuk memudahkan mereka memangsa hewan lainnya.

Terus bagaimana kita harus "berkamuflase" agar kita tidak dimangsa?

Tujuan berkamuflase di sini bukan karena kita takut dimangsa oleh orang lain tetapi lebih kepada tujuan yang positif.

Seperti yang tadi dijelaskan di atas bahwa kehidupan di dunia ini terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu "kelompok pro" dan "kelompok kontra". Pada saat kita berkenalan dengan seseorang yang baru dikenal kita tidak tahu orang tersebut berada di kelompok yang mana sehingga perlu dicari tahu terlebih dahulu posisi orang tersebut.

Jika dia berada di kelompok yang berseberangan dengan kita maka akan timbul penolakan apabila kita langsung menunjukkan siapa jati diri kita. Maka kita harus pandai untuk melakukan penyamaran dengan cara "berkamuflase" terlebih dahulu untuk mendapatkan simpatinya.

Sebagai contoh, jika kita menjual sesuatu kepada pelanggan yang baru kita kenal, janganlah terlalu agresif untuk menunjukan siapa diri kita di hadapannya, cukup menjelaskan produk yang kita jual.

Menarik simpati pembeli jauh lebih penting daripada menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, karena jika dia berbeda persepsi atau berbeda kelompoknya dengan kita maka dipastikan dia tidak akan mau membeli produk yang kita jual tersebut walaupun harga dan kualitasnya jauh lebih baik dibandingkan produk lain yang sejenis.

9. Terkadang Kita Perlu Bersikap Berpura-pura Baik

Terdengar kurang elok jika kita hidup harus bersikap penuh dengan kepura-puraan.  Memang bukan itu yang saya maksudkan. Kita ini makhluk sosial perlu adanya hubungan yang baik antara satu dengan yang lainnya. Untuk membangun hubungan yang baik perlu adanya kejujuran bukan dengan kepura-puraan apalagi berpura-pura baik hanya di depannya sementara di belakangnya malah sebaliknya. Sikap seperti ini bukanlah contoh yang baik.

Berbuat baik merupakan suatu prilaku yang sangat mulia dan terpuji. Tetapi tidak semua orang bisa melakukannya, juga tidak semua orang bisa menerima perbuatan baik kita. Artinya tidak gampang untuk berbuat baik. Apalagi jika kita belum terbiasa untuk berbuat baik. Mungkin juga karena masih canggung untuk berbuat baik.

Satu hal yang perlu dilakukan untuk melatih agar kita bisa berbuat baik adalah dengan berpura-pura terlebih dahulu untuk berbuat baik kepada semua orang. Walaupun mungkin masih setengah hati. Namun lama kelamaan karena terbiasa untuk berpura-pura akhirnya akan menjadi terbiasa pula untuk selalu berbuat baik. Sehingga kita tidak canggung lagi untuk berbuat baik. Ala bisa karena biasa.

Sebagai contoh, saat ini Anda sedang bekerja di sebuah perusahaan, di mana Anda memiliki atasan dan beberapa teman kerja yang selevel dengan Anda. Untuk membangun karier yang bagus Anda pasti memerlukan atasan Anda untuk membantunya. Tapi Anda sendiri masih terlalu kaku untuk menarik perhatiannya apalagi dengan cara "menjilat" karena itu bukan kebiasaan Anda.

Sementara teman-teman kerja yang selevel dengan Anda juga akan menjadi kompetitor Anda dalam hal persaingan karier. Mau tidak mau Anda harus menjalin hubungan yang lebih baik dengan atasan Anda. Karena Anda "kaku" dalam hal menjalin hubungan dengan orang lain maka sebelum terbiasa, Anda harus belajar "berpura-pura" untuk melawan kekakuan Anda. Dan lama kelamaan Anda akan menjadi terbiasa untuk bersikap lebih luwes.

10. Integritas dan Komitmen Dua Mata Uang yang Tak Terpisahkan.

Seringkali orang mengabaikan integritas dan komitmen. Kedua kata tersebut kedengarannya biasa saja dan banyak orang menyebutkan bahwa dia mempunyai integritas yang tinggi dan komitmennya bisa dipegang.

Ngomong sih gampang, tapi prakteknya yang menilai adalah orang lain, bukan diri kita sendiri. Kejujuran seseorang hanya bisa dibuktikan oleh orang lain. Kita tidak bisa mengukur atau mengklaim kalau diri kita jujur. Penilaian bukan pada ucapannya tetapi kepada prilaku dan tindakannya.

Ada peribahasa yang mengatakan, "Karena nila setitik rusak susu sebelanga"

Kecurangan sekecil apapun akan menghilangkan kepercayaan orang lain terhadap diri kita. Maka berhati-hatilah untuk tidak berbuat kecurangan.

Setiap janji yang kita buat harus selalu ditepati, karena janji adalah sebuah komitmen yang mana jika sekali saja kita ingkari maka orang tidak akan mempercayai kita lagi. Jadi jagalah komitmen yang sudah kita ucapkan apalagi komitmen tersebut sudah disepakati oleh kedua belah pihak.

Jangan sekali-kali berpikir pengingkaran janji hanya diketahui oleh satu orang saja sementara banyak orang lain yang tidak mengetahuinya dan Anda menganggap itu hal yang biasa. Kalau Anda berpikiran seperti itu Anda pasti keliru, karena begitu sudah dilakukan sekali saja maka Anda tidak akan sungkan-sungkan lagi untuk mengulanginya berkali-kali hingga menjadi terbiasa Anda melanggar komitmen yang Anda buat sendiri.

Di dalam berbisnis, orang harus memegang teguh komitmen tersebut. Kehilangan kepercayaan orang lain akan merusak bisnis yang sudah dibangun bertahun-tahun dengan bersusah payah.

11. Menjadi Diri Sendiri Jauh Lebih Mudah Daripada Menjadi Orang Lain.

Perlukah kita memakai topeng wajah orang lain untuk bisa menjadi orang yang sukses?

Jawabannya tidak perlu. Karena sebagus apapun wajah orang lain, tidak bisa kita banggakan karena itu bukan milik kita. Tapi seburuk apapun wajah kita sendiri, masih ada kesempatan untuk bisa dipoles dan diperbaiki menjadi lebih baik.

Jadi mengapa kita harus menutupi wujud diri kita sendiri dan memakai topeng wajah orang lain?

Apapun yang kita pikirkan mengenai diri orang lain belum tentu sama dengan apa yang orang lain tersebut rasakan. 

Kadangkala kita memandang dari sudut kacamata kita sendiri, melihat kehidupan orang lain begitu wah dan ingin seperti mereka juga. Sehingga seolah-olah kita tidak memiliki rasa percaya diri atas potensi yang kita miliki.

Pola pikir dan sudut pandang kita yang mungkin perlu diubah agar kita memiliki motivasi yang positif untuk menjadi lebih baik. Seharusnya dengan melihat keberhasilan seseorang akan memicu semangat kita untuk bisa meraih keberhasilan yang sama pula, walaupun mungkin dalam bidang yang berbeda. Yang penting tujuannya sama yaitu, BERHASIL.

12. Bertindak 100 Kali Tapi Belum Berhasil Jauh Lebih Baik Daripada Hanya Berdiam Diri.

Banyak orang yang seringkali merasa putus asa hanya karena tidak berhasil walaupun sudah melakukan usahanya sekali ataupun dua kali namun gagal. Mereka akan menganggap bahwa belum saatnya dia untuk berhasil atau yang lebih parah lagi mereka akan mengatakan memang saya ini sudah ditakdirkan untuk hidup susah. Pasrah dan tidak tahu harus berbuat apalagi. Ujung-ujungnya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa.

Ini memang tipikal kebanyakan orang yang selalu berpikir kehidupan ini memang susah. Mereka-mereka ini bukan seorang petarung sejati untuk meraih keberhasilan. Bahkan banyak yang sudah menyerah terlebih dahulu sebelum bertanding, artinya belum apa-apa begitu melihat tantangan yang besar di hadapannya, mereka akan langsung ciut.

Berbeda dengan seorang petarung sejati. Mereka tidak akan pernah gentar menghadapi tantangan sebesar apapun. Mereka akan mencari celah agar bisa melewati rintangan yang akan dihadapinya. Atau kalaupun mereka gagal, mereka akan bangkit lagi hingga betul-betul mereka merasakan keberhasilan.

Karena mereka beranggapan walaupun 100 kali gagal masih ada kemungkinan yang ke 101 kalinya untuk menjadi seorang pemenang. Inilah yang dikatakan dengan mental juara.

Selamat mengamalkan 12 pelajaran hidup ini dan jangan lupa untuk memasukkannya ke dalam "Kamus Kehidupan" Anda. Selamat mencoba semoga Anda berhasil.(***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun