Namun, di Cirebon, walau siang terasa panas dan gerah, malam membawa kesejukan yang berbeda. Udara segar dari pepohonan, dan kehangatan keluarga membuat segala kepenatan hilang seketika. Rumah di Cirebon bukan hanya bangunan fisik, tapi pelabuhan jiwa yang selalu siap menampung segala lelah dan rindu.
Dia menyadari, banyak orang mungkin memilih untuk tinggal di kota besar yang lebih nyaman atau di tempat yang lebih dingin. Tapi bagi nya, Cirebon adalah rumah, meskipun panasnya menyengat. Panas itu adalah bagian dari cerita, bagian dari rasa cinta yang tak bisa diukur dengan udara yang sejuk.
Jadi, meskipun kadang membuat berkeringat dan gerah, gapapa panas asalkan Cirebon. Karena di sana ada keluarga yang dia cintai, ada rumah yang selalu menyambut, dan ada rasa rindu yang terobati setiap kali dia pulang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI