Mohon tunggu...
Idris setiawan
Idris setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Sang Pencinta Keheningan

Dari hidup kita belajar berjuang. Dan dari Tuhan kita belajar iklas. Tak ada perhentian yang akan indah selain mati dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

"PERJALANAN KEMANUSIAAN" Part 12. Sudut pandang seorang relawan

13 Juli 2023   11:11 Diperbarui: 13 Juli 2023   23:32 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya tidak tau terkait itu, tapi yang harus kita pahami adalah. Ia sedang berjuang untuk membantu perekonomian keluarganya." 

"Heem. Bila begitu? Lalu apakah mengemis itu dibenarkan bro?" Tanyanya lagi. 

"Bagaimana yah Di. Tapi menurutku, memperkerjakan anak di bawah umur itu salah. Apalagi sampai menadahkan tangan mereka, meminta - minta. Tapi, kita tidak perna tau, apa yang membuat mereka melakukan itu? Bisa jadi karena faktor ekonomi, atau masih ada faktor - faktor lain yang mendalangi hal tersebut." Sambil mengangkat secangkir teh manis yang telah disediahkan. 

"Baiklah. Oh iya, besok kita kemana?" Tanyanya lagi. 

"Besok, belum ada intruksi mau kemana. Paling stay dulu di kantor."

Setelah selesai makan dan membayar harganya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke kantor. Pukul sudah jam 17:45, mendekati adzan magrib. Akhirnya kami mencari masjid terdekat, yang satu arah dengan tujuan kami ke kantor. 


Sampailah kami kesebuah masjid dan mobil pun diparkirkan diantara pohon- pohon rindang di parkiran masjid. Adzan magrib pun berkumandang.

"Allahu akbar, allahu akbar..."

Kami pun lekas mengambil wudhu dan melaksanakan shalat magrib. 

Keesokan harinya, kami mendapatkan tugas untuk ke sebuah perkampungan di pinggiran Tangsel. Sebuah perkampungan yang dikenal dengan nama kampung Pemulung. 

Perkampungan itu terletak tidak bergitu jau dari jalan raya, hanya berkisar 100 - 300 meter masuk ke dalam. Dan sesampainya kami disana, begitu banyak anak - anak kecil menyambut kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun