Ku lihat wajah langit mulai gelap, suara gemuruh pun merajai langit. Burung-burung beterbangan dengan rasa takut, seperti akan terjadi hujan lebat menyiram kegersangan bumi. Panas telah lama hilang, angin pun mulai bertiup menerpa dedaunan. Langit mulai menurunkan airnya, semula perlahan-lahan, dan kemudian begitu derasnya. Tak bisa terelakkan lagi, bahwa hujan telah datang menyampaikan salamnya di sore ini.
 Aku duduk di jendela kamar, menyaksikan berkah hujan dari tuhan. Ingin rasanya ku menari-nari dibawah airnya, agar bisa ku tumpahkan semua duka, sedih dan kecewa. Air mataku terasa telah kering, dari semalam menangisi kepergian sosok laki-laki yang amat ku cintai, yang dulu berjanji akan setia. Namun akhirnya memutuskan pergi meninggalkan ku bersama luka-luka.
 Mengapa kau pergi? Selalu itu yang terlintas di pikiranku. Adakah kau mengerti, segenap jiwaku mencintaimu. Menyayangimu dan selalu menjaga rasaku sepenuhnya untukmu. Kenapa kau harus hadir? Kenapa kau memulai semua cerita? Bila pada akhirnya kau pergi meninggalkan luka.Â
 "Hey?"(tegur seorang laki-laki)
 "Hey."
 "Kamu laras? Anak Ipa 1."(tanya laki-laki tersebut)
 "Iya. Kenapa?"
 "Tidak apa-apa. Cuman mau mastiin doang?"
 "Mastiin apa?"(sedikit bingung)
 "Gak. Soalnya kata temen kamu jadi bintangnya di kelas Ipa 1. Jadi aku mau pastiin. teman aku nyebar berita bener, apa hoak doang?"(laki-laki itu tersenyum)
 "Terus, sekarang gimana hasil dari beritanya?"(sembari malu-malu)