Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Membangun Chemistry dalam Tim Kerja

8 November 2022   20:12 Diperbarui: 10 November 2022   08:45 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tim kerja| Dok. SHUTTERSTOCK/BRAIN2HANDS via Kompas.com

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis Buku Kantorku Surgaku)

Pernahkah Anda bekerja satu tim atau satu kelompok dengan orang yang kurang chemistry-nya dengan Anda? Jika pernah, apa yang Anda rasakan? Mungkin jawaban Anda, "Saya merasa kurang nyaman bekerja satu tim dengan orang seperti itu. Saya merasa kurang bersemangat saat bekerja dalam tim. Nanti, saya ingin satu tim sama yang lain saja."

Kurangnya chemistry dalam tim kerja mungkin disebabkan oleh beberapa hal, misalnya; 

(1) Anda baru bertemu atau baru kenal dengan teman satu tim Anda, 

(2) Kurangnya komunikasi dengan rekan yang baru dikenal,

(3) Belum banyak mengenal karakter rekan satu tim, 

(4) Sudah kenal cukup lama, tapi memiliki karakter yang sulit disatukan,

(5) Sudah kenal cukup lama, tapi masing-masing memiliki pola pikir dan ego yang sulit untuk diturunkan, bahkan pernah terjadi konflik akibat perbedaan yang sulit untuk diselesaikan dan dipahami oleh masing-masing, atau 

(6) Pernah bekerja dalam satu tim, pernah mencoba memahami karakter teman satu tim, tapi pada akhirnya sulit untuk bisa memahaminya, sehingga lebih senang jika tidak lagi bersama dalam satu tim.

Tim kerja yang tidak ada chemistry di dalamnya biasanya bekerja hanya atas tuntutan dari pimpinan, sama-sama kerja bukan bekerja sama, kerja masing-masing, tanpa saling mengganggu, tidak ada yang berani atau mau memberikan saran, masukan, atau kritik karena dikhawatirkan takut menyebabkan pihak lain tersinggung. 

Prinsipnya selesaikan saja tugas dan urusan masing-masing tidak perlu ikut campur urusan orang lain.

Membangun chemistry sebenarnya hal yang gampang-gampang susah. Diperlukan "frekuensi" yang sama antarpersonil yang ada dalam tim tersebut. Diperlukan keinginan untuk sama-sama berbaur dan menyatukan emosi positif antara yang satu dengan yang lainnya. Diperlukan stimulus dan respon yang membuat nyaman bagi semuanya. 

Orang yang memiliki karakter supel, pandai berkomunikasi, memiliki inisiatif, dan percaya diri biasanya lebih cepat membangun chemistry dibandingkan dengan orang yang cenderung kaku, pasif, menunggu inisiatif pihak lain untuk berkomunikasi, dan lebih diri lebih penting atau merasa harus lebih dipentingkan oleh pihak lain.

Oleh karena chemistry adalah hal yang sangat penting dalam sebuah tim, apalagi tim yang baru yang beranggotakan orang-orang baru, maka sebuah lembaga biasanya melakukan orientasi dan pembauran melalui acara yang membangun kebersamaan (capacity building) seperti dalam bentuk dinamika kelompok, game, out bond, atau bentuk kegiatan lainnya.

Untuk membangun chemistry antara orang yang baru bergabung dalam satu tim, minimal diawali dengan saling memperkenalkan diri, saling mengeksplorasi informasi terkait hobi, warna kesukaan, film kesukaan, musik kesukaan, kebiasaan mengisi waktu luang, dan sebagainya.

Melalui game yang ringan dan menyenangkan, mereka saling menyampaikan informasi dari teman-teman dalam satu tim. Saling memberikan apresiasi dan saling memberikan hadiah ringan bisa menjadi sarana untuk membangun dan menguatkan chemistry antaranggota tim.

Dalam sebuah organisasi, biasanya chemistry juga akan terbentuk secara alamiah seiring waktu melalui hubungan pertemanan, komunikasi, kesamaan hobi, dan kesamaan visi. Orang yang diangkat pada tahun atau angkatan yang sama pada sebuah lembaga belum tentu pada perkembangannya memiliki chemistry yang sama. 

Pada perkembangannya, mereka akan saling menjajagi karakter, kebiasaan, visi, dan hobi masing-masing. Atau mungkin juga yang cenderung menutup diri atau introvert. Dia lebih senang bekerja sendiri daripada bekerja dalam tim.

Orang yang sudah saling memiliki chemistry cenderung akan saling ketergantungan. Mereka akan merasa kehilangan jika temannya tidak aktif dalam tim atau tidak lagi bersama dalam satu tim. 

Mereka akan saling mencari dan menanyakan keberadaan masing-masing. Awalnya, mungkin mereka ada dalam satu tim karena pragmatisme atau atas kepentingan pekerjaan saja, tetapi seiring dengan waktu, mereka menemukan kecocokan dan saling mengenal karakter masing-masing.

Orang yang supel dan pandai bergaul lebih mudah membangun chemistry dengan orang lain. Kematangan emosi dan kedewasaan karakter juga akan sangat membantu dalam membangun chemistry. 

Chemistry dalam sebuah tim akan berdampak terhadap soliditas, keharmonisan dalam tim. Ketika chemistry terbentuk, maka setiap orang yang ada dalam kelompok agar bekerja dengan penuh semangat, suka cita, senang, saling melengkapi, dan saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Dampak dari chemistry yang kuat antaranggota tim diantaranya adalah tujuan dari organisasi akan tercapai dengan optimal. Keberhasilan lembaga akan dirasakan sebagai keberhasilan bersama dan dirayakan oleh bersama karena setiap orang dalam tim merasa ikut berkontribusi mencapai tujuan.

Oleh karena itu, semua orang yang ada dalam tim harus bisa memiliki komitmen, saling menghormati, dan saling menghargai agar chemistry itu terbentuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun