Bu Yanto mengaku sebenarnya dia terganggu dan repot melayani dan menjelaskan kepada setiap pengunjung perihal rumah sejarah tersebut, tetapi karena sebagai keluarga dan juga tinggal di rumah tersebut, maka dia pun melayaninya. Sebagai bangunan cagar budaya, memang idealnya ada petugas khusus seperti halnya di museum yang melayani pengunjung, tidak hanya dibebankan kepada keluarga Djiauw Kie Siong.
Seperti biasa, Saya pun mengabadikan tiap bagian rumah melalui ponsel Saya. Tidak ketinggalan Saya pun berfoto bersama dengan bu Yanto sebagai kenang-kenangan. Setelah sekitar satu jam Saya berkunjung dan berdialog dengan bu Yanti, Saya pun berpamitan padanya.
Di daerah Karawang tentunya masih ada tempat-tempat bersejarah lain yang belum Saya kunjungi. Andai memiliki waktu dan kesempatan, tentunya Saya ingin sekali berkunjung ke tempat-tempat bersejarah baik yang ada kaitannya dengan sejarah kemerdekaan, sejarah budaya, maupun sejarah agama.
Berwisata ke tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah selain untuk mengenang kembali jejak pahlawan atau pelaku sejarah, menambah ilmu dan pengalaman, juga meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air dan budaya bangsa yang beragam, dan agama. Dengan kata lain, wisata sejarah selain menyenangkan, juga sarat dengan nilai-nilai pendidikan.
Namun demikian, alangkah disayangkan jika berkunjung ke tempat-tempat bersejarah, hanya sekedar melihat-melihat dan selfie-selfie, kurang benar-benar dimanfaatkan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya. Pepatah bijak mengatakan jangan lupakan sejarah, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya, termasuk benda-benda sejarah peninggalannya.