Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Gagal Interview? Ini Evaluasi Khusus Buat Gen-Z Supaya Tidak Terulang

7 April 2025   14:56 Diperbarui: 13 April 2025   06:08 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto Berjabat Tangan (Sumber: Pixabay/Tumisu)

Gagal interview itu rasanya kayak ditolak gebetan, ya? Udah deg-degan, udah nyiapin jawaban, udah dandan kece---eh, pas pulang malah cuma dapet email "kami memutuskan untuk melanjutkan proses dengan kandidat lain." Duh! Tapi tenang, kamu nggak sendirian. Banyak Gen Z di luar sana yang ngalamin hal serupa, dan itu wajar banget.

Tapi daripada terus galau atau nganggap dunia kerja kejam, mending kita bahas apa aja sih yang bisa dievaluasi dari kegagalan interview, khususnya buat Gen Z yang mulai masuk ke dunia kerja dengan semangat dan kreativitas tinggi, tapi kadang suka kebingungan sama ekspektasi dunia profesional.

Gen Z: Jago Ngomong di Konten, Tapi Gagap Saat Interview?

Fenomena ini nyata banget. Di media sosial, Gen Z bisa super ekspresif. Pede ngomong depan kamera, jago bikin konten, bahkan sering viral. Tapi saat duduk di hadapan recruiter (atau depan layar Zoom), banyak yang tiba-tiba nge-blank, gugup, atau malah overthinking. Kenapa bisa gitu?

Jawabannya simple: interview bukan soal tampil kece, tapi soal menyampaikan nilai dan relevansi diri kamu terhadap posisi yang dilamar. Di sinilah gap antara "ekspresi bebas" dan "ekspresi profesional" mulai kelihatan.

Jadi penting banget untuk menyadari bahwa interview bukan soal menunjukkan siapa kamu secara umum, tapi apa yang bisa kamu bawa ke meja kerja---dan bagaimana kamu mengemasnya secara ringkas, percaya diri, dan kontekstual.

CV-mu Sudah Kekinian, Tapi Apakah Isinya Relatable?

Gen Z biasanya punya CV yang desainnya estetik. Warna pastel, layout rapi, lengkap dengan QR code menuju portofolio digital. Tapi sayangnya, banyak yang masih lupa untuk memperhatikan isi yang sesuai dengan kebutuhan rekruter.

Penting banget untuk paham bahwa isi CV bukan cuma tentang pengalaman, tapi juga tentang cerita. Apakah yang kamu tulis bisa menjawab kebutuhan dari posisi yang kamu lamar? Apakah kamu bisa menjelaskan kontribusi spesifik dari pengalaman organisasi, freelance, atau project pribadi kamu?

CV yang menarik itu bukan hanya cantik dilihat, tapi juga punya "cerita kerja" yang nyambung ke posisi yang dituju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun