Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Horor

Bayangan Tanpa Pemilik

26 Februari 2025   16:08 Diperbarui: 26 Februari 2025   15:09 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keesokan paginya, Dinda memutuskan untuk mencari tahu tentang rumah itu. Ia pergi ke rumah Pak Burhan, tetua desa yang sudah lama tinggal di sana.

Pak Burhan menyambutnya dengan ramah, tetapi ekspresinya berubah saat Dinda menyebutkan alamat rumahnya.

"Rumah itu... sudah lama kosong," kata Pak Burhan dengan suara berat.

"Aku tahu," jawab Dinda. "Tapi... apakah ada sesuatu yang harus aku ketahui?"

Pak Burhan menghela napas panjang. "Dulu, rumah itu milik seorang pria bernama Rahmat. Ia tinggal sendirian, hampir tak pernah keluar rumah. Suatu hari, ia ditemukan tewas di kamarnya. Yang aneh, tubuhnya menghilang. Hanya ada bayangan hitam di lantai, yang tak bisa dihapus atau dihilangkan, seolah-olah tubuhnya berubah menjadi bayangan itu."

Dinda merasakan bulu kuduknya meremang. "Lalu?"

"Beberapa orang yang tinggal di sana setelahnya selalu mengalami hal aneh," lanjut Pak Burhan. "Mereka sering melihat bayangan yang bergerak sendiri, seolah-olah bayangan itu milik seseorang yang tak lagi punya tubuh."

Dinda merasakan ketakutan yang semakin menyesakkan dada. "Jadi... maksud Bapak, bayangan itu masih ada?"

Pak Burhan mengangguk pelan. "Hati-hati, Nak. Jika bayangan itu mulai mengikuti gerakanmu dengan lambat... itu berarti ia semakin dekat untuk mengambil tubuhmu."

Malam itu, Dinda tidak bisa tidur. Setiap kali ia menyalakan lampu, ia terus memperhatikan bayangannya. Awalnya, semuanya tampak normal. Tapi semakin lama, semakin jelas bahwa bayangan itu mulai tertinggal dari gerakannya.

Saat ia mengangkat tangan, bayangan itu baru mengangkat tangan beberapa detik kemudian. Saat ia menoleh ke kiri, bayangan itu tetap diam, lalu perlahan menyusul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun