Mohon tunggu...
Dewa Ketut Suharjana
Dewa Ketut Suharjana Mohon Tunggu... Wirausaha

Wirausaha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pondasi Lima Langkah

21 September 2025   22:56 Diperbarui: 21 September 2025   22:56 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PONDASI LIMA LANGKAH

 

Berbuatlah hanya demi kewajibanmu, bukan hasil perbuatan itu.

Jangan sekali-kali pahala jadi motifmu dalam bekerja,

namun jangan juga hanya berdiam diri

***

Kalimat diatas adalah kalimat favorit penulis sejak pertama kali membaca komik Mahabarata dimasa kecil, khususnya pada edisi perang Bharatayudha. Kalimat nasihat dari Khrisna Sang Sais kepada Arjuna Sang Pangeran.

Lama setelah itu, setelah bekerja baru penulis bisa lebih dalam memaknai kalimat sederhana itu dalam lima faktor, yaitu:

Pertama Kerja keras. Menapatkan amanah pada sebuah pekerjaan atau jabatan berarti mesti mengkonversi energi menjadi kerja keras. Bahkan dikalangan kekinian ditambahkan menjadi kerja pintar. Its oke lah meskipun pintar ini sudah pasti termaktub dalam keseluruhan tulisan ini. Kerja keras menurut penulis adalah menunaikan semua tugas seratus persen, tanpa lebih apalagi hutang.

Kedua Jujur. Menjalankan SOP perusahaan dengan baik sudah merupakan bukti kejujuran. Semua pengadaan dilakukan sesuai prosedur, di ujung semua kegiatan dibuatkan petanggungjawaban yang akuntabel dan transparan. Kalau bahasa kekinian; jika diberi amanah itu ya harus.....

Ketiga Disiplin. Dimulai dari diri sendiri, maka akan mudah mempengaruhi tim kerja untuk berdisiplin. Apalagi jika mempunyai posisi sebagai manajer atau pemimpin, maka akan mudah membuat staf atau anak buah berdisiplin. Jika atasan, manajer atau pemimpin tidak disiplin maka dia tidak punya pijakan moral untuk meminta apalagi memerintah staf atau anak buahnya atau orang yang bekerjasama dengan dia untuk disiplin.

Pengabdian/dedikasi. Seringkali dalam bekerja kita mendengar keluhan mengenai apa-apa yang harus dilakukan yang bahkan harus dari milik pribadi. Pengorbanan tenaga, pikiran dan waktu memang sulit dilakukan golongan materialis, apalagi acapkali tiga pengorbanan itu ditambahkan dengan pengorbanan dana juga.

Tidak heran jangankan untuk pekerjaan sosial, bahkan pada pekerjaan yang berupah saja sering kali dijumpai orang bersungut-sungut ketika menjalankan faktor ini. Kalo begitu ya berarti dia tidak berdedikasi, atau kurang dedikasinya.

Kesetiaan/Loyal. Ada kenalan penulis yang dalam 30 tahun masa kerjanya dia hanya bekerja di tiga perusahaan. Itu pun dia pindah dan terakhir berhenti karena alasan yang sangat kuat. Tiga tahun pertama dalam masa kerjanya dia bekerja di perusahaan Jepang, sambil mematangkan teori-teori yang didapat dibangku kuliah. Lalu karena persoalan status nya yang belum juga diangkat sebagai pegawai tetap maka dia resign dan lalu 20 tahun berikutnya dia bekerja di perusahaan Inggris. Karena waktu kerjanya tabrakan dengan waktu kulian, kawan satu ini memilih resign untuk malanjutkan kulaihnya dan bekerja mandiri di sisa 7 tahun terakhir.

Sebagai penutup dapat penulis sampaikan bahwa kawan penulis ini tidak pernah melamar pekerjaan, selalu saja ada orang yang mengajaknya untuk pindah ke pekerjaan yang lebih bagus dengan kompensasi salary yang tentu lebih bagus dan posisi yang lebih tinggi.

See, jika lima faktor itu dijalankan dengan sepenuh hati, kita bukan mencari kerja namun pekerjaanlah yang mencari kita. Banyak contoh sudah terjadi di kehidupan ini. Salam Kinerja. (Ponjati 02102020DKS)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun