Dahulu...
Wajah ibu, selalu memancarkan mentari yang menghangatkan.
Keramahannya melumerkan hati yang dingin.
Kegairahannya memancarkan  Kekuatan dan harapan.
Kini...
Mata ibu, sayu dan lesu.
Senyum tak lagi tersinggung di bibirnya.
Kerutan wajahnya melukiskan banyaknya jumlah kekuatiran untuk anak-anaknya.
Ketika anak-anaknya bersedih dan bersusah hati dan tak bahagia.
Malam-malam hening menyaksikan  doa penuh airmata..Â
Semua untuk anak-anaknya.
Airmata yang tercurah sudah membentuk lautan kesedihan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!