Pemerintah pun dapat memperkuat insentif nonfiskal untuk menarik minat masyarakat, seperti akses jalur khusus, bebas aturan ganjil-genap, parkir gratis, serta potongan biaya administrasi. Penguatan ekosistem industri kendaraan listrik dalam negeri, termasuk investasi dalam produksi baterai dan komponen utama, juga penting guna menurunkan biaya produksi agar kendaraan listrik lebih terjangkau.
Optimalisasi dana JETP pun perlu dilakukan. Negosiasi ulang skema pendanaan untuk meningkatkan proporsi hibah dibanding pinjaman akan mengurangi beban utang negara. Elektrifikasi kendaraan dinas pemerintah dan transportasi publik melalui skema leasing atau kerja sama dengan produsen lokal juga menjadi langkah konkret untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Secara keseluruhan, Indonesia tetap dapat mengakselerasi transisi kendaraan listrik secara berkelanjutan dan memperkuat daya saingnya di pasar global meskipun dalam keterbatasan anggaran, asalkan dapat memanfaatkan momentum transisi energi yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, sinergi antara sektor swasta, lembaga keuangan, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci utama dalam mewujudkan industri otomotif yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi guna mendukung target net zero emission di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI