Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menutup Sekolah Tanpa Persiapan? Gagapnya Pemprov DKI Jakarta

15 Maret 2020   12:51 Diperbarui: 16 Maret 2020   11:04 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Лариса Мозговая from Pixabay

Gubernur DKI Jakarta dan semua pegawai Dinas Pendidikan, ijinkan kami mempertanyakan kebijakan penutupan sekolah yang tiba-tiba dan tanpa persiapan matang. 

Argumentasi saya, jika memang benar Pemprov DKI sungguh-sungguh berfokus --menutup sekolah dan menunda Ujian Sekolah-- harusnya sudah dikondisikan sejak pasien pertama corona dirawat di Jakarta di RS Sulianti Saroso Jakarta, yakni 2 Maret 2020 lalu. Terhitung 13 hari berlalu, barulah mendadak Pemprov bikin kebijakan menutup sekolah.  

Sekalipun begitu, saya berpikir positif saja, semestinya selama 13 hari sejak merebak corona,  para stakeholder pendidikan sudah mengantisipasi dan mempersiapkan bahan bahan pelajaran yang disebut Home Learning.  Tidak perlu gagap  jika akhirnya memilih metode siswa harus belajar di rumah dengan pengawasan orangtua. Karena di luar negeri sejak Februari 2020, Kementerian Pendidikan sudah menjalankan metode Home-Learning (belajar dari rumah). 

Apakah instruksi Gubernur DKI untuk Home Schooling atau Home Learning sudah dipersiapkan dengan matang atau cuma lips-service.  Ada yang bisa info, berapa  banyak sekolah  atau lembaga nonformal yang sudah mempersiapkan guru membimbing dan menyampaikan dengan menarik semua materi online learning, home-learning untuk siswanya? 

Home-Learning ala Pemprov DKI yang "Asal Ada"

Memang disebutkan ada instruksi untuk menggunakan website buatan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yakni www.rumahbelajar.id. 

Namun website yang (maaf) kurang representatif, karena cuma memindahkan buku cetak ke media online. Kebanyakan materi tersebut harus di-download  supaya lengkap diakses. Hal itu pastinya menghabiskan kuota internet. Kalau siswa tidak punya kuota bagaimana? Di bagian lain, bisa dikatakan, membuka website itu  sama saja dengan membaca buku cetak, dan bukan pembelajaran online yang bagus, yang menarik.

Pertanyaan selanjutnya, apakah Home Learning, Konsep Belajar dari Rumah lewat Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan, sudah dilengkapi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) bedasarkan standar kurikulum.  Maksud saya, apakah sekolah dan para guru sudah dipersiapkan sebelumnya untuk membuat RPP bagi masing-masing siswa atau standar pembelajaran siswa per kelas ? 

Mengapa perlu ditanyakan, karena konsep home-learning dari Dinas Pendidikan ternyata belum ada standar baku online learning, yakni teknik penjelasan dari guru / mentor terutama dalam bentuk video maupun chat yang menarik.  Itulah yang membedakan  pembelajaran tradisional di kelas dengan pembelaran online. Perbedaan belajar menggunakan video dan cuma membaca buku;  Itulah alasan logis mengapa kita lebih tertarik menonton video ketimbang baca buku.  Semua konsep home-learning harus membuat setiap murid bisa tetap merasa dapat bimbingan pelajaran. 

Kesimpulannya, prasarana dan sarana Home-learning yang disiapkan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, tidak benar-benar dipersiapkan. Tetapi sekadar "asal ada saja". Jangan-jangan Dinas Pendidikan belum pernah mengakses www.rumahbelajar.id. Dinas Pendidikan belum pernah melatih para guru terutama guru PAUD dan SD untuk memanfaatkan home learning sehingga bisa membimbing siswa tetap merasa belajar, walaupun tidak berada dalam satu kelas fisik (offline).

Siswa homeschooling Lebih Siap Belajar Mandiri 

Kalau sudah begini, saya merasa sangat nyaman dengan Homeschooling.  Itu pilihan sekolah atau tepatnya metode pembelajaran yang saya pilih untuk anak-anak saya sejak 10 tahun lalu. Dan ada sedikit (untuk bersopan santun daripada menyebut sama sekali tidak ada) dukungan dari Dinas Pendidikan untuk home-learning, online learning  sampai detik ini. 

Berdasar pengalaman kami,  Homeschooling Mercy Smart d/a Coding Smart sudah  melatih siswa mandiri belajar,  baik langsung (tatap muka dengan mentor) maupun  mandiri (memanfaatkan pilihan materi pelajaran yang bisa diperoleh di internet) dan melibatkan pengawasan orangtuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun