Mohon tunggu...
Nicholas Martua Siagian
Nicholas Martua Siagian Mohon Tunggu... Direktur Eksekutif Asah Kebijakan Indonesia, Penyuluh Antikorupsi Ahli Muda Tersertifikasi LSP KPK, dan Peneliti

Nicholas Martua Siagian merupakan seorang sivitas akademik Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang menerima penghargaan dari Pimpinan KPK pada tahun 2021 sebagai Penyuluh Antikorupsi Inspiratif. Penerima Anugerah anugerah Talenta Riset dan Inovasi dari BRIN berdasarkan SK Deputi SDMIP BRIN Nomor 32/II/HK/2024. Seorang Alumnus Kebangsaan Lemhannas RI Tahun 2024 bagi Kader Pemimpin Muda Nasional (KPMN). Selain itu, juga aktif sebagai Direktur Eksekutif Asah Kebijakan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pelu, Darah, dan Kasih: Tuhanku di Jumat Yang Gelap

18 April 2025   15:37 Diperbarui: 18 April 2025   15:40 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. Tetapi mereka berkata: "Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat." Matius 26:1-5

Penggalan dari ayat alkitab tersebut merupakan awal pembunuhan terhadap Yesus yang dilakukan oleh imam-imam besar, dan inilah yang kita peringati setiap tahunnya yaitu: "Peringatan Kematian Yesus di kayu salib", atau yang sering kita sebut Hari Jumat Agung. Rencana pembunuhan Yesus tidak lepas dari pengkhianatan seorang yang bernama Yudas Iskariot, satu dari dua belas murid Yesus yang menerima 30 puluh uang perak demi menjual Yesus pada imam-imam kepala.

Bayangkan, pengkhianatan datang dari seorang yang dianggap sebagai 'murid Yesus'. Mungkin kalau Tuhan adalah manusia biasa seperti kita, betapa tersayatnya hatinya, ketika dirinya harus dijual dan dibunuh bahkan oleh yang dianggapnya sendiri sebagai 'sahabat'. Relevansi dengan hari ini, maka yang dilakukan oleh Yudas Iskariot adalah sebuah pembunuhan berencana. 

Kalau dikaitkan dengan hukum kita, selayaknya Yudas Iskariot seharusnya sudah dikenai pasal 340 KUHP yaitu: "Barang siapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun."

Selain pembunuhan rencana ala Yudas Iskariot, Tuhan juga melewati fase penyangkalan oleh Petrus. Sekalipun Petrus menjawab-Nya: "Biarpun mereka semua tergoncang imannya karena Engkau, aku sekali-kali tidak." Matius 26:33  Namun, Yesus berkata kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali." 

Peristiwa selanjutnya yang dialami Yesus adalah saat imam-imam besar itu datang dengan pasukan yang lengkap dengan pedang dan pentung. "Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku." Matius 26:55

Bayangkan, Tuhan Yesus yang suci saja didatangi dengan gerombolan yang berpakaian lengkap dengan senjata, padahal tiap-tiap hari Dia mengajar di Bait Allah. Maka, kontemplasi bagi kita di era sekarang bahwa mengikuti Yesus adalah sama seperti memikul salib, terlibat dalam penderitaan. 

Jika kita lihat di masa sekarang, banyak gereja yang ditutup, dibakar, hingga dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, maka ini adalah bagian dari perjalanan Salib kita di era modern, bahwa kasih tidak selamanya dibalas dengan kasih. Namun, Tuhan berkata: "Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Matius 26:41

"Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua." Matius 26:57 "Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati." Matius 26:59

Bayangkan Yesus yang suci dan tidak berdosa, harus dipaksakan bersalah, dipaksakan untuk harus dihukum, sekalipun dia tidak bersalah. Jika kaitkan dengan kenyataan dalam hukum kita, penderitaan yang dialami Yesus juga sampai saat ini masih banyak kita temukan di dalam masyarakat kita, bagaimana orang menjerit mencari keadilan, yang bersalah seolah benar, dan yang benar seolah bersalah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun